Alkitab Hari Ini

Jumat, 29 April 2011

SEORANG PEMIMPIN KRISTEN


1 Timotius 3 : 1 – 7

a. Persyaratan SEORANG PEMIMPIN KRISTEN

Saudara-saudara, persyaratan dalam pemilihan seseorang yang melayani di tengah-tengah gereja lebih menitik beratkan persyaratan moral/rohani. Kenapa? Karena memang pelayanan di dalam gereja ditentukan apakah seseorang itu mempunyai karakter hidup sebagai orang yang mengusahakan diri untuk hidup kudus di hadapan Tuhan. Tidak terbayangkan kalau seseorang pelayan justru tidak mempunyai moral/rohani yang baik, akan kemanakah gereja dibawa?

Paulus memaparkan beberapa hal yang menyangkut moral, di antaranya:

“seorang yang tak bercacat” (ay. 2). Kita harus hati-hati untuk memahami kata “tidak bercacat”. Kata itu tidaklah memaksudkan seseorang yang dipilih itu sebagai orang yang tidak berdosa. Tetapi mempunyai karakter diri yang terjaga, sehingga tidak ada peluang bagi orang lain untuk mempersalahkannya. “Tidak bercacat” mengindikasikan seseorang yang hidup dalam karakter diri yang dapat dipercaya, yang dengan setia hidup sesuai dengan firman Tuhan di dalam ketulusan. Sehingga ketika dia berbuat sesuatu maka semuanya dilakukan dalam kerangka mengasihi Allah.

“Ia harus suami dari satu istri” (ay. 2). Ada tiga pencobaan dalam kehidupan kerohanian yang sering membuat orang jatuh dalam dosa, yaitu 3 TA: harTA, waniTA, dan takhTA. Dan kesetiaan dalam keluarga adalah gambaran seseorang tampil sebagai orang yang juga setia dalam kehidupan di luar rumah. Orang yang menghargai istri dan keluarga menjadi persyaratan penting dalam memilih seseorang yang menjadi penilik jemaat. “Suami dari satu satu istri” menghunjuk kepada kekudusan kehidupan rumah tangga, orang yang memegang teguh komitmen, walaupun begitu banyak pencobaan di tengah-tengah kehidupannya. Dan itulah yang membedakannya dengan orang lain.
“Dapat menahan diri”. Menahan diri dipusatkan kepada kestabilan dan keseimbangan jiwa. Orang yang tidak dapat menahan diri pasti akan kebablasan, tidak mampu menguasai dirinya karena sesuatu yang membuat ia marah. Maka, orang yang dapat menahan diri, setiap perkataan, tingkah lakunya adalah hasil dari usaha pengendalian egoisme. Dia akan hidup dengan disiplin dan bertanggungjawab.

“Bukan peminum, pemarah, apalagi hamba uang”. Seorang peminum yang tidak dapat melepaskan diri dari kecanduannya, tidak dimungkinkan untuk dapat menjadi seorang pemimpin.

Pemarah, bukan berarti tidak boleh marah, tetapi orang yang suka marah. Orang yang suka marah pastilah mencerminkan hati. “Hamba uang”. Namanya saja sudah hamba uang, maka yang menjadi tuan adalah uang, dan dirinya adalah hamba. Ini menjadi sorotan rasul Paulus dalam surat ini. Dia mengatakan, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (1 Tim.6:10). Dalam PL dan juga PB, orang yang mengabdikan diri kepada uang, itu adalah ciri-ciri dari nabi palsu, pengajar-pengajar palsu, guru-guru palsu (lih. 1 Tim.6:5 “percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan”). Apa yang membedakan pelayanan (panggilan) dan pekerjaan? Panggilan dilakukan sebagai tugas yang tidak mendasarkan pada uang, tetapi pekerjaan biasanya dihubungkan dengan uang. Bekerja bila ada uang, bila tidak ada uang maka tidak bekerja.

Dan yang terakhir dalam poin ini adalah kehidupannya pun harus telah menjadi kesaksian yang baik di luar jemaat supaya pelayanan keseluruhan jemaat tidak tercemar karena reputasi penilik jemaat yang cacat (ay. 7). Syarat yang dituntut adalah ia harus mempunyai nama baik di luar jemaat. Melalui syarat ini, Paulus mengingat bahwa dunia sedang memperhatikan kehidupan orang Kristen. Rasul Paulus berharap agar dalam kehidupan sehari-hari mereka bersikap bijaksana sehingga keberadaan mereka sebagai umat Allah dapat dihargai dan dihormati, tidak digugat orang dan tidak jatuh dalam jebakan Iblis. Jadi, baik di dalam maupun di luar gereja, mereka harus hidup tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.

b. Memiliki sifat-sifat positif

“Bijaksana”. Sifat bijaksana ini menggambarkan seseorang yang dapat dipercaya dan dapat memberikan pertimbangan yang tepat, tidak skeptic (kurang percaya). Kemampuan seorang pemimpin dapat dilihat dari langkah-langkah yang diambil saat menghadapi situasi genting atau di luar kendali. Dari sanalah teruji kapasitas yang sesungguhnya dari pemimpin tersebut.

Ia juga harus bersikap sopan. Kata ini mengacu pada suatu sikap yang teratur dan menghargai diri sendiri. Kata ini menggambarkan seseorang yang menampilkan suatu sikap yang teratur sebagai refleksi dari kestabilan dalam jiwanya.

Ia juga harus seorang yang suka memberi tumpangan (Yunani “philoxenos”. Kata ini berasal dari dua kata, yaitu “philos” berarti “teman” dan “xenos” berarti “orang asing”). Secara bebas dapat diterjemahkan dengan “mengasihi orang asing”, “suka memberi tumpangan”. Pada masa itu, setiap orang yang memberitakan firman Tuhan biasanya menumpang di rumah-rumah dimana pemberitaan dilakukan. Karena, bantuan memberikan tumpangan sangat dibutuhkan. (Matius 25:40)

Cakap mengajar orang. Kata ini di fokuskan pada kemampuan dalam mengajar dan tentu baik secara intelektual untuk menyampaikan firman Tuhan. Syarat ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin rohani membutuhkan kemampuan, baik untuk menjelaskan ajaran tentang iman maupun untuk mencegah atau menegur kesalahan. Peramah dan pendamai. Bukan suka berdebat, berselisih dan berkelahi. Dan terakhir adalah ia juga telah membuktikan kepemimpinannya di dalam keluarganya sendiri (ay. 4-5) supaya ia betul-betul dapat menjadi pemimpin jemaat, yaitu keluarga Allah.

c. Memiliki kedewasaan rohani
Rasul Paulus menyebutkan dengan bukan seorang yang baru bertobat (ay. 6). Seorang penilik Jemaat bukanlah seorang yang baru bertobat. Janganlah seseorang yang baru mengenal jalan Tuhan langsung diangkat menjadi penilik untuk memimpin suatu jemaat, baiklah ia belajar dulu akan firman Tuhan yang sesungguhnya agar ia tidak menjadi angkuh maupun sombong, karena itu akan membawa dia lupa diri akan tugas yang diemban.

TUHAN MEMBERKATI


( Pdm David Oktavianus Subagio Hardjawinata )

Selasa, 26 April 2011

Belajar Dari Laba-Laba & Ulat Sutra


Amsal 10:17 Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.

Seekor laba-laba menyombongkan diri karna tenunan sarangnya yg banyak, ia menghina ulat sutra dgn membandingkan hasil tenunannya.

"hai, ulat sutra, lambat sekali kau bekerja !!

Pantas saja sarang yg kau buat tidak jadi-jadi, sedangkan aku dalam waktu singkat saja dapat menenun tenunan yg hampir tak terhitung banyaknya !!"

Dengan tenang ulat sutra menjawab, "memang benar, aku bekerja dgn lambat tapi lihatlah hasil akhirnya. Tenunanku sangat berkualitas, bahkan manusia menjualnya dgn harga yg tinggi, sedang kau hanya menenun sesuatu yg tidak berarti apa-apa, bagus ato tidaknya sesuatu tidak dilihat dari jangka waktunya, tapi dari mutunya."

Abraham Lincoln pernah mengatakan, "Karangan yg bernilai, bukan terletak pada berapa panjang atau pendeknya, melainkan pada isinya."

Demikian juga nilai hidup manusia, bukan terletak pd berapa panjang atau pendek umurnya, melainkan bagaimana ia mengisi kehidupannya di dunia ini.

Mungkin sebagian orang berpikir bahwa hidup ini hanya perlu dijalani saja.

Hidup ini akan menjadi lebih hidup jika mengisinya dgn hal-hal yg "Memberi Buah" berarti bagi orang lain, peduli dgn orang-orang sekeliling kita dimanapun kita berada.

TUHAN MEMBERKATI

Senin, 25 April 2011

Dibalik Lirik Lagu Bapa Sentuh Hatiku


Mungkin banyak yang dengar lagu sentuh hatiku, yang dinyanyikan oleh Maria Shandy. Akan tetapi dibalik lagu itu ternyata ada sebuah kisah yang luar biasa.

Pencipta lagu ini adalah seorang anak Tuhan, Kisah didalam lagu itu adalah milik teman sekolahnya. Temannya itu diperkosa oleh ayahnya sendiri dan menjadi gila, sehingga harus dipasung(dirantai) dirumahnya. Ia suka datang dan mendoakan anak itu sambil sesekali menulis lirik lagu..

waktu pun berlalu…

Diapun pindah kota dan mulai sibuk dengan kegiatannya sendiri. Suatu ketika anak perempuan itu menelpon dia. Tentu saja kaget bukan main, karena anak itu kan gila. Dipasung pula? kok sekarang bisa lepas? telpon pula?

Akhirnya anak perempuan itu cerita, suatu hari entah karena karat atau bagaimana rantainya lepas. Satu hal yang langsung dia ingat, dia mau bunuh ayahnya!

Tetapi saat dia bangun, ia melihat Tuhan Yesus dengan jubah putihnya, berkata : “Kamu harus memaafkan ayah kamu.”

Tetapi anak itu tidak bisa dan dia terus menangis, memukul, dan berteriak..

Sampai akhirnya Tuhan memeluk dia dan berkata : “Aku mengasihimu”

Walaupun bergumul akhirnya anak itupun memaafkan ayahnya, mereka sekeluarga menangis dan boleh kembali hidup normal.

Dari situ lah lagu sentuh hatiku ditulis,

Betapa ku mencintai, segala yang telah terjadi
tak pernah sendiri, selalu menyertai
Betapa kumenyadari, didalam hidupku ini..
kau selalu memberi, rancangan terbaik oleh karena kasih

Bapa sentuh hatiku,
ubah hidupku, menjadi yang baru
Bagai Emas yang murni
Kau membentuk bejana hatiku

Bapa Ajarku mengerti
sebuah kasih yang selalu memberi..
Bagai air mengalir
yang tiada pernah berhenti

KasihMu ya Tuhan tak pernah berhenti..

Kisah diatas sungguh-sungguh terjadi, semoga bisa menginspirasi kita agar bisa merasakan kasih Tuhan yang luar biasa.

God Bless You all

Jangan Terpaku Dengan Masa Lalu


“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.”

Seekor ikan barracuda dimasukkan ke dalam sebuah akuarium yang bagian tengahnya dipisahkan oleh sebuah kaca pembatas transparan. Di sisi lain, ada banyak ikan kecil yang merupakan makanan kesukaan si barracuda. Ketika lapar, berkali-kali ikan barracuda mencoba untuk memangsa ikan kecil tersebut, namun tidak berhasil karena terbentur kaca pembatas transparan.

Setelah berminggu-minggu mencoba dan tetap gagal, si barracuda menyerah dengan menerima kenyataan bahwa perburuan ikan kecil tersebut sia- sia. Namun sesudah kaca pembatas tersebut diangkat, si barracuda tetap pada sisinya, tidak bergerak ke arah ikan kecil. Walaupun sangat lapar, si barracuda sepertinya tidak berusaha sekali pun untuk memangsa ikan-ikan kecil tersebut. Akhirnya, ia pun mati kelaparan padahal makanan kesukaannya ada tepat berada di depan hidungnya.

Seberapa banyak dari kita begitu terikatnya dengan masa lalu, sehingga kita “buta” terhadap hal-hal baik yang Tuhan sediakan bagi kita?

Seringkali kita terpuruk dan berputar-putar di masa lalu sampai kita tidak mempunyai kehendak dan “takut” untuk melangkah menuju berkat yang Tuhan sudah sediakan di hadapan kita.

Kisah tentang barracuda menunjukkan kepada kita bahwa masa lalu tidak akan pernah sama dengan masa yang akan datang.

Hellen Keller pernah berkata ketika satu pintu tertutup, pintu lainnya terbuka; tapi kita seringkali mengamati pintu yang tertutup terlalu lama, sehingga kita tidak melihat satu pintu lain yang terbuka sehingga kita putus asa.

Hari ini, marilah kita tinggalkan awan gelap di masa lalu yang masih membayangi hidup kita, berjalanlah dengan penuh HARAPAN untuk MERAIH setiap IMPIAN dan BERKAT yang Tuhan sudah sediakan untuk kita.

Keputusan kita hari ini memang tidak bisa meruba masalalu kita yang kelam tetapi yakinlah dan percayalah keputusan kita hari ini bersama Tuhan Yesus sangat menentuhkan masa depan kita yang penuh harapan

TUHAN MEMBERKATI

Selasa, 19 April 2011

BATU KECIL UNTUK MENGINGATKAN


Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya.

Pekerja itu berteriak-teriak tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.

Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada dibawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya.

Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun memperoleh hasil yg sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit temannya menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.

Tuhan kadang-kadang menggunakan pengalaman-pengalaman yang menyakitkan untuk membuat kita menengadah kepada-Nya.

Seringkali Tuhan memberi berkat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepada-Nya. Karena itu memang lebih tepat jika Tuhan menjatuhkan “batu kecil” kepada kita supaya kita ingat akan kasihNya.

KARENA,,,

Jalan mulus dan lurus tidak akan pernah menghasilkan PENGEMUDI yang hebat..
Laut tenang tdk akan menghasilkan PELAUT yang tangguh..
Langit cerah tidak akan menghasilkan PILOT yang handal..
Hidup yg tdk ada masalah tdk akan membuat ORANG menjadi kuat..

Karena itu....

Jadilah pribadi yang HANDAL dan TAHAN UJI dlm menerima berbagai tantangan hidupmu..

Jalan hidup yg berbelok dan tidak mulus, gelombang² persoalan yang menghantam, Langit yang kelam dan penuh awan badai. Semua ini membuat kita menjadi pribadi yang handal dan tahan uji dalam menjalani hidup ini..!!

TUHAN MEMBERKATI

Minggu, 17 April 2011

BELALANG


Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya.
Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain, namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.Dengan penasaran dia bertanya, “Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku, padahal kita. tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?” Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan, “Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.” Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman, tradisi, dan semua itu membuat kita terpenjara dalam kotak semu yang mementahkan potensi kita. Sering kita mempercayai mentah-mentah apa yang mereka voniskan kepada kita tanpa berpikir dalam bahwa apakah hal itu benar adanya atau benarkah kita selemah itu? Lebih parah lagi, kita acap kali lebih memilih mempercayai mereka daripada diri sendiri.

Tahukah Anda bahwa gajah yang sangat kuat bisa diikat hanya dgn tali yang terikat pada pancang kecil? Gajah sudah akan merasa dirinya tidak bisa bebas jika ada “sesuatu” yang mengikat kaki nya, padahal “sesuatu” itu bisa jadi hanya seutas tali kecil. Sebagai manusia kita mampu untuk berjuang, tidak menyerah begitu saja kepada apa yang kita alami. Karena itu, teruslah berusaha mencapai segala aspirasi positif yang ingin kita capai. Sakit memang, lelah memang,tapi jika kita sudah sampai dipuncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar.

Yang belum telihat, bukan berarti tidak ada.
Yang belum berhasil, bukan berarti gagal.
Yang belum di tangan, bukan berarti tidak akan di peroleh.
Dimana ada iman dan pengharapan pada Yesus, maka apa yg kita harapkan, akan kita terima sesuai dengan waktu dan kehendakNya.

Semangat!!!!



TUHAN MEMBERKATI

Jumat, 15 April 2011

JOHANES CALVIN : PELOPOR GERAKAN REFORMASI GEREJA


Johanes Calvin adalah seorang pemimpin gerakan reformasi gereja di Swiss. Ia merupakan generasi yang kedua dalam jajaran pelopor dan pemimpin gerakan reformasi gereja pada abad ke-16, namun peranannya sangat besar dalam gereja-gereja reformatoris. Gereja-gereja yang mengikuti ajaran dan tata gereja yang digariskan Calvin tersebar di seluruh dunia. Gereja-gereja itu diberi nama Gereja Calvinis. Di Indonesia, gereja-gereja yang bercorak Calvinis merupakan golongan gereja yang terbesar.
Johanes Calvin dilahirkan pada tanggal 10 Juli 1509 di Noyon, sebuah desa di sebelah utara kota Paris, Perancis. Ayahnya bernama Gerard Cauvin. Ibunya bernama Jeanne Lefranc. Ibunya adalah seorang wanita yang cantik dan saleh. Ia meninggal dunia tatkala Johanes Calvin masih muda. Gerard Cauvin bekerja sebagai pegawai uskup Noyon. Calvin memiliki empat saudara lelaki dan dua orang saudara perempuan. Keluarga Calvin mempunyai hubungan yang erat dengan keluarga bangsawan Noyon. Oleh karena itu, pendidikan elementernya ditempuh dalam istana bangsawan Noyon, Mommor, bersama-sama dengan anak-anak bangsawan itu. Itulah sebabnya maka Calvin memperlihatkan sifat-sifat kebangsawanan.
Pada mulanya ayah Calvin menginginkan anaknya untuk menjadi imam. Pada umur 12 tahun Calvin sudah menerima “tonsur” (pencukuran rambut dalam upacara inisiasi biarawan) dan ia sudah menerima upah dari paroki St. Martin de Marteville. Dengan penghasilan tersebut Calvin dapat meneruskan pendidikannya pada jenjang yang tinggi. Pada tahun 1523 Calvin memasuki College de la Marche di Park. Di sini ia belajar retorika dan Bahasa Latin. Bahasa Latin dipelajarinya pada seorang ahli bahasa Latin yang terkenal, yaitu Marthurin Cordier. Kemudian ia pindah ke College de Montague. Di sini Calvin belajar filsafat dan theologia. Di sekolah inilah Calvin belajar bersama dengan Ignatius dari Loyola, yang dikemudian hari menjadi musuh besar gerakan reformasi.
Setelah Calvin menyelesaikan pendidikannya itu tiba-tiba ayahnya tidak menginginkan anaknya lagi untuk menjadi imam. Ayahnya menginginkan Calvin menjadi seorang ahli hukum. Oleh karena itu Calvin memasuki Universitas Orleans untuk belajar ilmu hukum. Kemudian ia belajar juga di Universitas Bourges dan Paris. Bahasa Yunani dan Ibrani dipelajarinya dari Melchior Wolmar, seorang ahli bahasa terkenal pada abad itu. Dengan demikian Calvin menjadi seorang ahli hukum. Studi hukumnya sangat mempengaruhinya dalam usaha pembaharuan dan penataan gereja reformasi yang dipimpinnya. Calvin sangat menekankan ketertiban dan keteraturan dalam gereja.
April 1532, Calvin menerbitkan bukunya yang pertama, yaitu: Komentar Kitab De Clementia. Dalam buku ini dipersembahkan kepada Claude de Hangest, sahabat sekolahnya di keluarga bangsawan Mommer, di Noyon dahulu. Buku itu memperlihatkan Calvin sebagai seorang humanisme sejati. Dalam buku ini tidak terdapat tanda-tanda bahwa Calvin telah beralih ke pihak reformasi di Perancis. Dapat diduga bahwa Calvin telah membaca tulisan-tulisan Luther dan para reformator Swiss lainnya. Bilamana Calvin menjadi pengikut gerakan reformasi tidak dapat ditentukan dengan tepat. Pertobatannya kemungkinan terjadi pada akhir 1532 dan awal 1533. Hal ini didasarkan kepada suratnya kepada Bucer, yang meminta kepada Bucer di Strausburg untuk memberi perlindungan kepada orang-orang reformatoris yang melarikan diri karena dihambat di Perancis. Surat tersebut ditulis Oktober 1533. Mengenai pertobatannya, Calvin menulis sebagai berikut: ” . . . muncullah suatu ajaran yang baru, yang tidak membelokkan kami dari pengakuan Kristen, malah justru membawa kami kembali kepada sumbernya yang asli, menyucikannya dari segala noda, mengembalikan kepadanya kemurniannya yang semula. Tetapi aku benci kepada hal hal yang baru itu, dan sukar mendengarnya sekalipun. Dan pada mulanya aku menentangnya sekeras-kerasnya, karena aku telah menempuh jalan yang sesat dan penuh kebodohan. Tetapi berkat pertobatan yang tiba- tiba, Allah menujukan hatiku kepada kepatuhan”.
Pada tahun 1534 golongan reformatoris di Perancis dihambat dengan keras. Orang-orang reformatoris menyelamatkan dirinya dengan melarikan diri ke Swiss. Calvin pun ikut melarikan diri ke Strausburg di mana ia diterima dengan hangat oleh Bucer. Kemudian Calvin meneruskan perjalanannya ke Basel. Calvin tinggal di Basel setahun lebih lamanya. Selama itu Calvin masih pergi ke Perancis mengunjungi sahabat-sahabatnya dengan memakai nama-nama samaran seperti: Martianus Lucanius, Carolus Passelius, Calpunius, dan sebagainya. Di Basel inilah Calvin menerbitkan bukunya yang terkenal itu, yaitu: Religionis Christianae Institutio (Pengajaran tentang Agama Kristen), tahun 1536. Biasanya dikenal dengan sebutan Institutio. Buku ini kemudian direvisi berkali-kali dan menjadi buku dogmatika yang terutama dalam gereja-gereja Calvinis. Institutio adalah karangan theologia yang kedua yang keluar dari tangan Calvin. Buku theologia yang pertama adalah berjudul: Psychopannychia (Mengenai Tidurnya Jiwa-Jiwa), suatu karangan melawan ajaran Anabaptis yang mengajarkan bahwa jiwa manusia tidur hingga Kristus datang kembali setelah manusia itu meninggal.
Pada tahun 1536 Calvin pergi ke Italia. Dalam perjalanan pulang ke Basel ia terpaksa melalui Jenewa dan menginap di sana. Farel mendengar bahwa Calvin berada di Jenewa sehingga Farel mencari Calvin. Farel meminta kepada Calvin untuk tinggal di Jenewa dan bersama-sama dengan Farel menata kota Jenewa menjadi kota reformasi. Dua bulan sebelumnya Dewan Kota Jenewa telah memutuskan untuk menganut paham reformasi. Permintaan Farel ditolak oleh Calvin. Calvin mau hidup tenang dan terus menulis karya-karya theologia. Ia merasa tidak cocok dengan pekerjaan praktis dalam jemaat. Namun Farel mendesaknya dengan berkata: “Dengan nama Allah yang mahakuasa aku katakan kepadamu: jikalau engkau tidak mau menyerahkan dirimu kepada pekerjaan Tuhan ini, Allah akan mengutuki engkau karena engkau lebih mencari kehormatan dirimu sendiri daripada kemuliaan Kristus”. Calvin melihat panggilan Allah kepadanya lewat Farel sehingga ia tinggal di Jenewa. Kini Calvin tinggal di Jenewa bersama-sama dengan Farel mengatur gereja reformatoris di sana. Mereka merancangkan sebuah tata gereja yang mengatur seluruh kehidupan warga kota menurut cita-cita theokrasi. Menurut rancangan tata gereja itu dikatakan, bahwa Perjamuan Kudus diadakan sebulan sekali dan berhubungan dengan itu akan dijalankan disiplin yang keras. Setiap penduduk diwajibkan menandatangani sehelai surat pengakuan sebagai tanda bahwa mereka sungguh-sungguh sadar akan iman dan pengakuannya. Hal yang terakhir ini tidak disetujui oleh banyak warga kota. Pada tahun 1538 Dewan Kota dikuasai oleh orang-orang yang menolak pengakuan itu sehingga Calvin dan Farel dilarang berkhotbah di mimbar-mimbar gereja di Jenewa, dan pada akhirnya keduanya diusir dari Jenewa. Kemudian Calvin dipanggil oleh jemaat Strausburg. Ia menjadi pendeta di sana tahun 1539-1541. Dalam jemaat ini Calvin bersama-sama Butzer dapat menerapkan cita-cita yang gagal di Jenewa dahulu. Di sini Calvin mengusahakan nyanyian Mazmur dengan bantuan ahli musik terkenal; yaitu Clement Marot, Louis Bourgois dan Maitre Piere. Di sini pula Calvin mulai menulis tafsiran-tafsiran Alkitab serta merevisi Institutio. Di sinilah pula Calvin menikah dengan Idelette de Bure, seorang janda bangsawan. Pernikahannya hanya berlangsung sembilan tahun lamanya, karena kemudian istrinya meninggal tanpa memberi keturunan kepada Calvin.
Namun tahun 1541 Calvin dipanggil kembali oleh jemaat Jenewa sehingga kita menemukannya lagi di sana. Calvin tinggal dan bekerja di sini hingga meninggalnya, 27 Mei 1564, karena mengidap TBC.
Segera sesudah ia bekerja dalam jemaat Jenewa, Calvin menyusun suatu tata gereja baru yang bernama: Ordonnances Ecclesiastiques (Undang- undang Gerejani), 1541.
Calvin adalah seorang theolog besar dalam kalangan gereja-gereja reformatoris. Pandangan-pandangan theologianya dituangkannya dalam bukunya, Institutio.
Calvin mengajarkan tentang pembenaran hanya oleh iman (Sola Fide), sama seperti Luther. Namun Calvin sangat menekankan penyucian, kehidupan baru yang harus ditempuh oleh orang-orang Kristen yang bersyukur, karena Allah telah menyelamatkan mereka. Calvin menegaskan bahwa anggota-anggota jemaat yang berkumpul untuk mendengarkan Firman Allah dan untuk ikut ambil bagian dalam Perjamuan Kudus haruslah suci. Disiplin gereja diawasi dengan ketat. Pengawasan atas tingkah laku anggota jemaat bukan saja dilaksanakan oleh penatua, tetapi juga oleh pemerintah (Dewan Kota).
Hubungan gereja dan negara dalam theologia Calvin sangat erat. Calvin bercita-cita suatu negara theokrasi. Seluruh kehidupan masyarakat harus diatur sesuai dengan kehendak Allah. Pemerintah bertugas juga untuk mendukung gereja dan menghilangkan segala sesuatu yang berlawanan dengan berita Injil yang murni. Namun ini tidak berarti bahwa negara berada di bawah gereja. Gereja dan negara berdampingan. Keduanya bertugas untuk melaksanakan kehendak Allah dan mempertahankan kehormatan Tuhan Allah. Mengenai tugas negara, Calvin menulis sebagai berikut: “Pemerintah diberi tugas untuk, selama kita hidup di tengah-tengah orang-orang, mendukung serta melindungi penyembahan Allah yang lahiriah, mempertahankan ajaran yang sehat tentang ibadah dan kedudukan gereja, mengatur kehidupan kita dengan melihat kepada pergaulan masyarakat, membentuk kesusilaan kita sesuai dengan keadilan seperti yang ditetapkan oleh Undang-undang negara, menjadikan kita rukun dan memelihara damai serta ketentraman umum…. ”
Mengenai jabatan-jabatan dalam gereja Calvin mengenal empat jabatan yaitu, pendeta, pengajar, penatua dan diaken. Pendeta-pendeta bersama-sama dengan para penatua merupakan konsistori, yaitu majelis gereja yang memimpin jemaat dan yang menjalankan disiplin gereja. Peraturan pemilihan dan penahbisan pejabat-pejabat gereja itu diatur dengan teliti, terutama jabatan pendeta.
Mengenai Perjamuan Kudus, Calvin mengajarkan bahwa Perjamuan Kudus adalah pemberian Allah dan bukan perbuatan manusia. Roti dan anggur bukan saja lambang, melainkan alat yang dipakai untuk memberikan tubuh dan darah Kristus kepada umatNya. Akan tetapi Kristus kini ada di surga. Roti dan anggur tidak bisa dianggap sama saja dengan tubuh dan darah yang di dalam surga itu, melainkan harus dianggap sebagai tanda dan meterai dari anugerah dan kasih Tuhan dalam Yesus Kristus. Calvin membedakan tanda dengan apa yang ditandakan oleh tanda itu. Calvin menjelaskannya sebagai berikut: “Sebagaimana orang yang percaya itu sungguh menerima tanda-tanda itu dengan mulutnya, demikianlah pada waktu itu juga ia sungguh dihubungkan oleh Roh Kudus dengan tubuh Kristus yang di surga”. Dalam pelaksanaan Perjamuan Kudus, Calvin sangat teliti.
Calvin di dalam ajarannya juga menekankan predestinasi di samping pembenaran oleh iman. Menurut Calvin bahwa sejak kekal Allah di dalam diri-Nya sendiri telah menetapkan orang-orang mana yang diberiNya keselamatan dan yang mana yang dibinasakan. Orang-orang yang dipilih Tuhan itu diberi anugerah dengan cuma-cuma sedangkan orang-orang yang ditolak Allah, Allah menutup jalan masuk ke dalam kehidupan. Calvin mengatakan hal ini sungguh sulit dipahami. Tanda- tanda bahwa seseorang ditetapkan Allah untuk kehidupan yang kekal ialah bahwa ia (mereka) dipanggil oleh Tuhan Allah dan mereka menerima pembenaran dari Allah. Ajaran Calvin mengenai predestinasi ini menyebabkan timbulnya perpecahan dalam gereja-gereja Calvinis di kemudian hari. Pada masa Calvin masih hidup, Hieronymus Bolsec telah menyerang ajaran predestinasi ini. Calvin membela kebenaran ajarannya dan ia menganjurkan kepada Dewan Kota untuk membuang Bolsec. Dengan demikian Bolsec diusir dari kota Jenewa.
Calvin juga melawan ajaran Antitrinitarian yang diajarkan oleh Michael Servet. Pada waktu Servet berada di Jenewa dalam pelarian dari hukuman mati yang telah dijatuhkan oleh Gereja Katolik Roma ke atasnya, Dewan Kota Jenewa menangkap dan memenjarakan Servet atas permintaan Calvin. Atas anjuran para pendeta dan tentunya termasuk Calvin di dalamnya, supaya kepala Servet dipenggal maka Dewan Kota memenggal kepala Servet pada tahun 1553.
Di Jenewa, Calvin juga mendirikan sekolah-sekolah. Di Jenewa didirikan sebuah Akademi yang memiliki dua bagian, yaitu gymnasium dan theologia. Theodorus Beza diangkat menjadi direktur Akademi tersebut. Di Akademi inilah dipersiapkan pemuda-pemuda Calvinis yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin gereja Calvinis yang terkenal, seperti John Knox, Caspar Olevianus, pengarang Katekismus Heidelberg yang terkenal itu.
Banyak sekali pekerjaan yang dikerjakan oleh Calvin tanpa mengenal lelah. Sejak tahun 1558 penyakitnya mulai berat. Sebelum meninggalnya, ia meninggalkan banyak pesan kepada jemaatnya dan kepada Theodorus Beza, yang akan menggantikan kedudukannnya di jemaat Jenewa. Dewan Kota dan para pendeta dipanggilNya untuk mendengarkan nasihat-nasihatnya. Pada tanggal 27 Mei 1564 Calvin meninggal dunia dengan tenang. Ia pergi dengan meninggalkan pekerjaan yang berat kepada Theodorus Beza. Namanya dikenang sepanjang sejarah di seluruh dunia dengan terpatrinya gereja Calvinis.
Diambil dari:
Judul buku : Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam
Sejarah Gereja
Judul asli artikel : Johannes Calvin
Penulis : Drs.F.D.Wellem,M.Th.
Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta 1991
Halaman : 64 — 69

Kamis, 14 April 2011

UCAPKAN SYUKUR


Di sini, ada seorang anak kecil berumur 7 tahun. Kehidupan masa kecilnya yang bahagia, selalu dipenuhi gelak tawa yang polos. Namun, hal itu tidak bertahan lama. Akhirnya, si anak meninggal karena kanker otak. Orangtuanya hanya bisa menangis menyertai kepergiannya.

Di surga,anak itu tersadar. Di hadapannya, Tuhan sedang duduk sambil memperhatikannya. Tuhan mendekatinya perlahan dan bertanya "Nak, kamu masih terlalu muda untuk meninggal. Aku akan membuatmu lahir kembali, tetapi kamu tidak akan bersama lagi dengan orang tuamu."

"Tidak apa-apa Tuhan. Aku senang masih bisa hidup kembali." jawab anak itu polos

"Oh, anak yang malang. Aku akan memberikanmu keistimewaan. Jika dilahirkan, kamu ingin seperti apa?" tanya Tuhan.

"Aku ingin lahir di tengah-tengah keluarga yang sangat miskin. Aku tidak ingin mempunyai tangan kanan dan kaki kiri. Aku juga ingin hanya mempunyai 1 ginjal dan 1 bola mata. Aku ingin jari di tangan kiriku dan jari kaki kananku hanya 3. Aku ingin bisu dan tuli. Aku ingin menjadi orang jelek, sangat jelek sehingga orang-orang yang melihatku jijik kepadaku." kata anak itu.

Tentu saja menanggapi permintaannya Tuhan terkejut. Mengapa anak itu ingin demikian??

"Sayang, mengapa kamu meminta seperti itu???" tanya Tuhan yang benar-benar bingung dibuatnya.

"Aku hanya ingin...agar orang lain tahu, masih ada aku manusia lebih buruk dari mereka. Aku ingin, mereka masih bisa mengucap 'syukur' ketika melihatku." jawab anak itu polos

Tuhan yang mendengar hal itu mulai meneteskan air mata, lalu memeluk anak itu erat-erat.

Jika kamu merasa kamu adalah orang tersial dan terburuk, lihatlah di sekitarmu. Masih banyak orang yang tidak seberuntung kamu. Ucapkan satu kata saja, maka kamu akan merasa kamu orang paling beruntung...Ucapkan Syukur...!!

TUHAN MEMBERKATI

Kristen KTP - 1 Yohanes 1 : 5-10


Jika kita katakan bahwa kita mempunyai persekutuan dengan Dia, namun kita hidup dalam kegelapan, kita berdusta dan tidak melakukan kebenaran ( 1 Yohanes 1 : 6 )

Kita kerap mendengar istilah Kristen KTP sebagai sebuatan bagi orang-orang yang mengaku dirinya Kristiani, tetapi hidupnya sama sekali tidak mencerminkan sikap hidup Kristiani. Jadi, kekeristenannya hanya tertera di KTP, tidak tanpa dalam kehidupannya. Dari makna tersebut, ada orang yang kemudian memplesetkan kepanjangan KTP itu menjadi Kristen Tanpa Pertobatan, Kristen Tanpa Pertumbuhan, Kristen Tanpa Pelayanan.

Apabila mengacu kepada firman Tuhan hari ini, kita juga menemukan arti yang baru lagi, yaitu Kristen KTP yang berarti Kristen Tanpa Persekutuan. Persekutuan dengan siapa ? Persekutuan dengan Allah. Artinya, orang tersebut pergi ke gereja, bahkan melayani Tuhan, tetapi sesungguhnya tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Tuhan. Aktivitas dan pelayanannya pun kering. Seumpama robot, yang bisa bergerak kesana kemari, tetapi tanpa jiwa yang hidup. Yohanes menyebut bahwa salah satu ciri orang yang tidak hidup dalam persekutuan dengan Tuhan adalah masih hidup dalam dosa (kegelapan). Ia bisa rajin ke gereja, tetapi dalam kehidupan sehari-hari sama sekali tidak menunjukkan sikap Kristiani, bahkan tidak jarang dengan sadar melakukan hal-hal yang tidak di perkenan oleh Allah.

Hari lepas hari, kita harus selalu menevaluasi hidup kita, jangan biarkan kita hanya menjadi Kristen KTP karena hal itu tidak di perkenan oleh Allah. Persekutuan dengan Allah penting bukan hanya sebagai dasar pelayanan kita, melainkan juga sebagai landasan hidup sehari-hari kita. Kita harus cepat berbalik dengan membangun kembali relasi dengan Allah secara benar.

Tuhan memberkati

Sabtu, 09 April 2011

JANGAN MENILAI SESEORANG DARI PENAMPILAN FISIKNYA


Seorang anak lelaki memasuki Pet Shop bertuliskan
"Dijual Anak Anjing".

Ia bertanya :
"Berapa harga seekor anak anjing?"

Pemilik toko menjawab, "Sekitar 30 sampai 50 Dollar."

Anak itu berkata,
"Aku hanya mempunyai 23,5 Dollar. Bisakah aku melihat-lihat anak anjing itu?"

Pemilik toko tersenyum. Ia lalu bersiul. Tak lama kemudian muncullah lima ekor anak anjing sambil berlarian.
Tapi ada seekor yang tampak tertinggal di belakang.

Anak itu bertanya,
"Kenapa anak anjing itu?"

Pemilik toko menjelaskan bahwa anak anjing itu menderita cacat karena kelainan di pinggul saat lahir.

Anak lelaki itu tampak gembira dan berkata,
"Aku beli anak anjing itu."

Pemilik toko menjawab, "Jangan, jangan beli anak anjing cacat itu, Nak. Jika kau ingin memilikinya, aku akan berikan saja untukmu."

Anak itu kecewa.
Ia menatap pemilik toko itu dan berkata,
"Aku tak mau diberikan cuma-cuma. Meski cacat, harganya sama seperti anak anjing lainnya. Aku akan bayar penuh. Saat ini uangku 23,5 Dollar. Setiap hari aku akan mengangsur 0,5 Dollar sampai lunas."

Tetapi lelaki itu menolak, "Nak, jangan beli anak anjing ini. Dia tidak bisa lari cepat, tidak bisa melompat & bermain seperti anak anjing lainnya."

Anak itu terdiam. Lalu ia menarik ujung celana panjangnya. Dan tampaklah kaki yang cacat.
Ia menatap pemilik toko itu dan berkata,
"Tuan, aku pun tidak bisa berlari cepat. Akupun tidak bisa melompat-lompat dan bermain-main seperti anak lelaki lain. Oleh karena itu aku tahu, bahwa anak anjing itu membutuhkan seseorang yg bisa mengerti penderitaannya."

Pemilik toko itu terharu dan berkata,
"Aku akan berdoa setiap hari agar anak-anak anjing ini mempunyai majikan sebaik engkau."


Nilai kemuliaan hidup bukanlah terletak pada status ataupun kelebihan yang kita miliki,
melainkan pada apa yang kita lakukan berdasarkan pada Hati Nurani.
Yang mengerti dan menerima kekurangan.

"Keindahan fisik bukanlah jaminan keindahan batinnya"

Jangan melihat penampilan fisik seseorang krn tdk selamanya penampilan fisik itu menjamin pribadi yang memuliakan Kristus

Dua Telur Ayam


Di sebuah hutan ada 2 telur Ayam di sebuah sarang.

2 telur ini milik induk ayam hutan yg bersarang di sebuah dahan pohon.

Mereka siap menjadi anak Ayam.

Telur pertama berkata,
“Aku ingin lahir, lalu tumbuh kuat.
Aku ingin bermanfaat bagi yg lain dgn suaraku.
Aku akan berkokok dengan keras membangunkan mereka di pagi hari agar mereka kembali beraktivitas.”

Dan kemudian telur ayam itu menetas menjadi ayam jantan yg gagah.

Telur kedua bergumam,
“Aku takut...
Bila aku menetas, aku takut dimakan ular.
Jika indukku tak ada, aku harus mencari makan sendiri.
Lalu aku kedinginan dan kehujanan,
tidak hangat seperti di dalam telur ini.
Tidak, aku lebih baik & aman berselimut di dalam telur ini.”

Dan telur ayam pun menunggu dalam kesendirian.

Tapi suatu hari ada angin yg cukup kencang berhembus.
Kuatnya angin mendorong telur kedua jatuh dari pohon.
Dan telur itupun pecah & mati.

Pesan:
Selalu saja ada pilihan dalam hidup.
Selalu saja ada rancangan-rancangan Tuhan yang harus kita jalani

Beratnya pilihan dlm hidup kerap kali kita berada dalam kepesimisan & kebimbangan.

Sebenarnya hal itu semua adalah ciptaan kita sendiri.
Karenanya kita kerap berdalih dgn alasan-alasan yg dibuat-buat untuk tak mau melangkah. Tak mau menatap hidup dengan menerima resiko.

Namun berdiam diri atau tak memilih, juga bukan pilihan yg tepat. Karena sejalan dengan waktu, semua akan berubah.

Karena hidup adalah pilihan, maka hadapilah itu dengan berani.
Dan karena hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak.
Ikuti kata Tuhan & tetap bersandar pada kehendakNYA !!

TUHAN YESUS MEMBERKATI

Air Mendidih


Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?" Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.

Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.

Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?"

Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.

Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?

Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.

Tuhan memberkati.

BEKERJA DENGAN HATI


Suatu malam ada seorang pria tua & istrinya memasuki sebuah lobi hotel kecil di Philadelphia.

"Semua hotel besar di kota ini telah terisi, bisakah kau memberi kami satu kamar saja..?" kata pria tua itu. Pegawai hotel menjawab "Semua kamar telah penuh krn ada 3 event besar yang bersamaan diadakan di kota ini, tapi saya tidak dapat menyuruh pasangan yang baik seperti Anda untuk berhujan2 di luar sana pada pukul satu dini hari seperti ini, Bersediakah anda berdua tidur di kamar saya..?"

Keesokan harinya pada saat membayar tagihan, pria tua itu berkata pada si pegawai hotel "Kamulah orang yang sehrsnya menjadi bos sebuah hotel terbaik di USA, karena kamu melakukan pekerjaanmu dengan hati yang mau melayani, mungkin suatu hari saya membangunkan sebuah hotel untukmu"

Pegawai hotel itu hanya tersenyum lebar melupakan kata2 pria tua itu, karena dia pikir dirinya hanya seorang pegawai biasa.

Kira2 dua tahun kemudian, dia menerima surat yang berisi tiket ke New York permintaan agar dia menjadi tamu pasangan tua tersebut.

Setelah berada di New York, pria tua mengajak pegawai hotel itu ke sudut jalan antara Fifth Avenue Thirty-Fourth Street, dimana dia menunjuk sebuah bangunan baru yang luar biasa megah dan mengatakan "Itulah hotel yang saya bangun untuk kamu kelola".

Pegawai hotel itu adalah George Charles Boldt, yang menerima tawaran William Waldorf Astor, si pria tua itu untuk menjadi pimpinan dari hotel Waldorf-Astoria,yang merupakan hotel terbaik di dunia.

Ternyata sikap kita dlm bekerja sangat menentukan keberhasilan kita, Bila kita bekerja hanya untuk mencari uang semata, maka karier/hasil yang kita peroleh akan biasa saja.

Namun jika kita bekerja dengan hati yang mau melayani orang lain, dengan motivasi bahwa pekerjaan kita harus menjadi berkah buat orang lain, maka kita akan memperoleh hasil yang luar biasa.....!!

Matius 25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Matius 25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.

TUHAN MEMBERKATI

POLA PIKIR


Sebelum sang ayah menghembuskan nafas terakhir, dia memberi pesan kepada ke 2 anaknya:

"Anakku ada 2 pesan penting yang ingin ayah sampaikan kepadamu untuk keberhasilan hidupmu."

"Pertama : jangan pernah menagih piutang kepada siapapun"

"Kedua : jangan pernah tubuhmu terkena terik sinar matahari secara langsung."

Sang anak pun bingung dengan pesan ayahnya , dan akhirnya sang Ayah pun pergi untuk selama2 nya

5 tahun berlalu sang ibu pun menengok sih bungsu dengan kondisi bisnisnya yang sangat memprihatinkan, sang ibu pun bertanya "wahai anak bungsuku kenapa kondisi bisnismu demikian"

Si bungsu menjawab: "Aku mengikuti pesan ayah bu.. Saya di larang menagih piutang ke siapa pun sehingga banyak piutang yang tidak di bayar dan lama2 habislah modal saya, yang ke 2 ayah melarang saya terkena sinar matahari secara langsang dan saya hanya punya sepeda motor, itulah sebabnya pergi dan pulang kantor saya selalu naik taxi"

Kemudian sang ibu pergi ke tempat si sulung kali ini keadaan berbeda jauh si sulung sukses menjalankan bisnisnya.

Sang ibu pun bertanya wahai si sulung kenapa hidupmu sedemikian beruntung??

Sulung pun menjawab : "Ini krn aku mengikuti pesan ayah bu..

Yang 1 saya dilarang menagih piutang kepada siapapun. Oleh karena itu saya tidak pernah memberikan utang kepada siapapun sehingga modal saya tetep utuh.

"Ke 2 saya dilarang terkena sinar matahari secara langsug, maka dengan motor yang saya punya saya selalu berangkat sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam.. Sehingga para pelanggan tau toko saya buka lebih pagi dan tutup lebih sore"

Si Sulung dan Si Bungsu menerima pesan yang SAMA, namun masing2 memiliki sudut pandang berbeda. Mereka MELAKUKAN cara yang berbeda sehingga mendapatkan HASIL yang berbeda pula.

Hati-hatilah dengan sudut pandang kita.

Sudut pandangt positif memberi hasil menakjubkan. Sebaliknya sudut pandang negatif memberikan hasil menghancurkan

TUHAN MEMBERKATI

Minggu, 03 April 2011

Gembok dan Anak kunci.


Apakah ada diantara Anda yang memiliki profesi seorang guru, dosen atau pengajar? Pada saat Anda menguji anak didik Anda dalam sebuah tes, saya yakin bahwa ketika Anda memberikan pertanyaan, Anda pastinya sudah memiliki jawabannya juga. Tidak mungkin Anda memberikan soal kepada mereka sementara Anda sendiri tidak tahu jawaban dari soal yg Anda berikan tsb.

Hal yang sama berlaku pada sebuah pabrik pembuatan gembok. Mereka tidak hanya menciptakan gembok, tapi juga membuat kunci untuk setiap gembok tsb.
Bayangkan betapa konyolnya jika mereka hanya jual gembok tanpa anak kunci.

Dua analogi sederhana di atas kiranya memberikan pencerahan kepada kita bahwa hal yang sama Tuhan lakukan dalam hidup kita. Ketika Tuhan mengijinkan sebuah persoalan, maka sesungguhnya Dia sdh punya jawaban untuk persoalan tsb.
Tuhan tidak pernah membiarkan kita mengalami persoalan yang tak terpecahkan atau masalah yg tidak ada jalan keluarnya. Tuhan menyediakan kunci untuk setiap pergumulan hidup yang kita alami.

Tuhan tidak hanya menyediakan jawaban atau kunci untuk setiap masalah yang kita alami, tetapi Dia juga bijak dalam mengukur kemampuan dan kapasitas kita dalam menanggung persoalan.
Tuhan tidak akan pernah memberikan soal yang melebihi kemampuan kita.

Bukankah seorang guru tidak akan memberikan soal kelas VI untuk anak yang masih kelas 1? Jika seorang guru saja bisa demikian bijak dalam menakar kemampuan kita, apalagi Tuhan?

Melalui kebenaran ini kita diingatkan agar jangan sampai menjadi orang yang mudah mengeluh dan merasa persoalan yg kita alami sangat berat dan tak tertanggungkan. Jangan juga kita menjadi orang yang mudah putus asa karena berpikir masalah kita tidak ada jalan keluarnya. Ingatlah bahwa ada soal berarti ada jawaban, ada gembok berarti ada kuncinya.

Ketika Tuhan mengijinkan sebuah persoalan, Dia sudah menyediakan kunci jawabannya.

Tuhan memberkati.
Ps David O.S Hardjawinata --- GEMBALA JEMAAT GPPS ABANA TENGGARONG - Kalimantan Timur - Twitter @DavidOktavianuz