Alkitab Hari Ini

Sabtu, 04 Desember 2010

Dorothy C. Haskin

Dorothy C. Haskin telah menulis untuk majalah-majalah Kristen dan menghasilkan buku-buku yang bagus selama 40 tahun. Dia juga telah memimpin kelas-kelas penulis Kristen. Buku-bukunya telah diterbitkan dalam enam bahasa yang berbeda. Dan dia benar-benar tertarik pada dunia misi, memegang peran-peran penting dalam kemajuan misi. Dia menghabiskan waktu selama lebih dari 8 bulan di Orient untuk mengunjungi para misionaris, yang memberinya banyak bahan untuk tulisannya. Perjalanan-perjalanan lainnya meliputi Eropa, Amerika Tengah, Ekuador, dan daerah-daerah lain.
Cerita pertobatannya ini diambil dari sebuah selebaran yang ditulis olehnya dengan judul "I Was a Heathen" (Aku Dulu Adalah Seorang Penyembah Berhala).

Meskipun aku tumbuh di Amerika Serikat, aku dulunya pemuja berhala layaknya orang-orang biadab di kegelapan Afrika. Orang tua ibuku adalah orang Kristen, dan setelah perceraian orang tuaku, ibuku tertarik pada janji-janji pemuja berhala yang tumbuh subur di kalangan Kristen Amerika.

Pengalaman religius pertama yang kuingat adalah saat menyusuri jalan, ketika aku berusia 8 tahun, mengucapkan "Scientific Statement of Being" -- ajaran aliran Kristen Sains. Saat anak-anak lain belajar Doa Bapa Kami dan Mazmur 23, aku berpikir, "Tidak ada kehidupan, kebenaran, intelegensi, atau pun unsur pembentuk dalam suatu benda. Semuanya adalah pikiran yang tak terbatas .... Benda adalah kesalahan yang mematikan. Roh adalah nyata dan abadi; benda tidak nyata dan sifatnya sementara ...." (Science and Health with Key to the Scriptures, oleh Mary Baker Eddy, hal. 468).

Aku mengulang-ulang kalimat itu karena aku takut terhipnotis. Ibuku mengirimku ke sekolah minggu Kristen Sains dan meskipun guru-gurunya mengajarkan kekosongan suatu benda, mereka juga mengajarkan bahwa kekosongan itu bisa melukai bila aku tidak cukup sering mengucapkan "Scientific Statement of Being". Aku biasanya berjalan dengan mengucapkan pernyataan itu berulang kali agar kendaraan atau pun penyakit tidak melukaiku. Aku diajar untuk percaya bahwa mengulang-ulang kalimat yang sama, layaknya orang primitif menyanyikan frasa tidak bermakna secara berulang-ulang, dapat menangkal roh jahat.

Ibu beralih dari Kristen Sains ke Unity, ke Teosopi, ke Numerologi, ke Astrologi, dengan sedikit Palmistri, Reinkarnasi, dan akhirnya Spiritualisme.
Teosopi dan metafisik terkait mengikat dia selama bertahun-tahun, menjadikannya seorang wanita yang tidak wajar, murung, serta tidak bahagia. Aku merenungkan pemikirannya, yang membuat aku menjadi gadis depresi dan takut terikat di akhir masa remajaku.

Aku rasa Astrologi adalah yang paling buruk. Selama bertahun-tahun, ibu hidup tergantung dengan ramalannya. Bila ramalan hari itu mengatakan hari itu adalah hari yang tidak baik, dia bahkan tidak akan menggunakan telepon atau pun memanggang roti. Dia akan terus berada di tempat tidurnya menulis surat atau membaca lebih banyak metafisika. Kami akan membiarkan rumah kami dalam keadaan gelap, dan saya biasanya membaca novel yang dramatis. Keyakinannya membayangi hidup saya, membuat hidupku gelap dan mistik, aku masih terlalu muda untuk menghabiskan hari-hari bergumul dengan latihan mental pemujaan ini. Setiap detail kehidupanku diikat oleh takhayul. Ketakutan adalah teman yang selalu bersamaku.

Salah satu pertanda keberuntungan yang ibu yakini adalah saat tangan kirinya gatal. Tanda ini berarti kami akan menerima uang. Mungkin aku atau dia akan mendapatkan pekerjaan, atau kami akan menerima uang tunjangan yang terlambat dibayarkan. Aku dulu berpikir bahwa aku akan benar-benar menjadi dewasa saat tanganku sendiri gatal, dan aku akan bisa meramal keberuntungan. Aku menunggu dengan sia-sia hari itu. Tanganku tidak pernah gatal di saat yang tepat. Ibu mengatakan bahwa kekuatan itu tidak akan turun kepadaku sampai dia meninggal.

Spiritualisme adalah kepercayaan terakhir ibuku. Pertama kali ibu dan aku datang ke suatu pertemuan, dukun dalam pertemuan itu mengatakan bahwa nenekku ingin bertemu dengan kami dan dia membawa sangkar burung di tangannya. Perkataannya ini benar-benar membuat ibuku terpikat karena nama nenekku adalah "Bird" (burung). Tentu saja ini adalah khayalan setan. Setelah itu, ibuku membuang uang untuk duduk bersama dukun itu. Kami sering datang ke rumah dukun itu, ke dalam kegelapan gudang bawah tanah, dan dengan kursi-kursi lain yang mengelilingi meja sambil menyanyikan lagu kesukaan nenekku. Tetapi nenek tidak pernah muncul.

Entah berapa lama hal itu berlangsung! Setelah pencarian yang sia-sia, memercayai perkataan mereka yang tidak ada hasilnya, pada usia 47 tahun, ibu menembak dirinya sendiri karena putus asa. Dalam hidupnya, dia tidak mendapatkan apa-apa yang dapat memuaskan dirinya. Karena terguncang atas kematiannya, aku berusaha mengadakan penyelidikan. Aku membayar seorang praktisi ilmiah Kristen yang memberitahuku bahwa ibuku sudah menjadi bagian dari yang Tak Terbatas (infinite). Aku membayar seorang dukun spiritualis yang memberitahuku bahwa ibuku akan mengembara di alam kegelapan sampai tiba saatnya dia mati secara alami. Seorang pendeta Katholik menyarankan agar aku mendoakan ibuku supaya bebas dari api penyucian.

Akhirnya, lelah, aku menelepon gereja yang ada di dekatku dan karena tidak mau mendengarkan khotbah dari pendetanya, aku bertanya apakah mereka mengadakan kelas Alkitab di akhir pekan. Ya, mereka mengadakannya. Aku menghadiri pertemuan itu dan terkejut saat mempelajari bahwa saat seseorang lahir, dia tidak lantas menjadi anak Allah. "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya." (Yohanes 1:12)
Pertanyaan saya berikutnya adalah, percaya apa? Bahwa "semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23). Tidaklah sulit menyelidiki hatiku dan mendapatkan dosa di dalamnya, tetapi apa yang harus aku lakukan? Aku mendapatkan jawabannya dalam, "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan." (Roma 10:9)
Ya, di dalam Kristus aku diselamatkan, tidak hanya dari dosa, tetapi di dalam Dia aku mendapatkan jawaban atas semua ketakutan dan pertanyaan. Aku menjadi ciptaan baru di dalam Yesus Kristus. Sejak saat itu aku menghadapi pengajaran palsu penyembahan berhala dalam terang Kristus dan firman Allah. Kristus sendirilah jawabannya.

Aku bersyukur karena Kristus membebaskan aku dari perangkap penyembahan berhala. Ada kelegaan saat bangun pagi dan tahu bahwa huruf-huruf dalam namaku, bintang-bintang, hipnotis, dan bahkan garis-garis di telapak tanganku pun tidak dapat memengaruhiku karena, "apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka" (Yohanes 8:36). (t/Ratri)

Sumber - http://biokristi.sabda.org/dorothy_c_haskin
Ps David O.S Hardjawinata --- GEMBALA JEMAAT GPPS ABANA TENGGARONG - Kalimantan Timur - Twitter @DavidOktavianuz