Alkitab Hari Ini
Senin, 14 November 2011
SOMBONG
Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan.
Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember & menyikat lantai rumahnya keras-keras.
Pria itu bertanya,
"Apa yang sedang Anda lakukan?"
Sang Guru menjawab,
"Tadi saya kedatangan serombongan tamu yg meminta nasihat.
Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.
Mereka pun tampak puas sekali.
Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya MERASA menjadi orang yang hebat.
Kesombongan saya mulai bermunculan.
Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."
Saudaraku.....,
Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, benih-benihnya kerap muncul tanpa kita sadari.
Di tingkat pertama,
sombong disebabkan oleh faktor materi.
Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.
Di tingkat kedua,
sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan.
Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.
Di tingkat ketiga,
sombong disebabkan oleh faktor kebaikan.
Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.
Yang menarik....,
Semakin tinggi tingkat kesombongan,
Semakin sulit pula kita mendeteksinya.
Sombong karena materi sangat mudah terlihat,
namun sombong karena pengetahuan,
apalagi sombong karena kebaikan,
sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.
Cobalah setiap hari, kita memeriksa hati kita.
Karena setiap hal yang baik dan yang bisa kita lakukan,
semua karena ANUGRAH TUHAN.
Kita ini manusia hanya seperti debu, yang suatu saat akan hilang dan lenyap.
Kesombongan hanya akan membawa kita pada kejatuhan yang dalam.
Palu menghancurkan kaca, tapi Palu membentuk baja.
Apa makna dari pepatah kuno Rusia ini? Jika jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu masalah menghantam kita, maka dengan mudah kita putus asa, frustasi, kecewa, marah dan jadi remuk redam. Jika kita adalah kaca, maka kita juga rentan terhadap benturan. Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit hati saat kita berhubungan dgn orang lain. Sedikit benturan sdh lebih dari cukup utk menghancurkan hubungan kita.
Jangan pernah jadi kaca, tapi jadilah baja. Mental baja adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap bersyukur disaat masalah dan keadaan yg benar - benar sulit tengah menghimpitnya. Mengapa demikian? Orang yang seperti ini selalu menganggap bahwa masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya menjadi lebih baik. Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu. Setiap pukulan memang menyakitkan, namun mental baja selalu menyadari bahwa itu baik untuk dirinya.
Jika hari ini kita sedang ditindas oleh masalah hidup, jangan pernah merespons hal tsb dengan sikap yang keliru.
Jika kita adalah "baja" kita akan selalu melihat palu yg menghantam kita sebagai sahabat yang akan membentuk kita.
Sebaliknya jika kita "kaca" maka kita akan selalu melihat palu sebagai musuh yang akan menghancurkan kita. Sesungguhnya Tuhan sedang membentuk kita dengan berbagai macam proses kehidupan. Dia mengijinkan berbagai masalah menghantam kita, Dia mengijinkan kita mengalami benturan dengan orang - orang disekeliling kita, bahkan Dia mengijinkan penindasan terjadi dalam hidup kita.
Ingatlah bahwa semuanya itu hanya masalah respon. Sikap atau respon seperti apa yang anda pilih saat "palu kehidupan" menghantam hidup anda? Terbuat dari apakah jiwa anda, kaca atau baja
"KESOMBONGAN"
"Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat." (Amsal 8:13).
Pada suatu sore yang cerah, seorang cendekiawan ingin menikmati pemandangan laut dengan menyewa sebuah perahu nelayan dari tepi pantai. Setelah harga sewa per jam disepakati, keduanya melaut tidak jauh dari bibir pantai. Melihat nelayan terus bekerja keras mendayung perahu tanpa banyak bicara, sang cendekiawan bertanya:
“Apa bapak pernah belajar ilmu fisika tentang energi angin dan matahari?”
“Tidak” jawab nelayan itu singkat.
Cendekiawan melanjutkan ”Ah, jika demikian bapak telah kehilangan SEPEREMPAT peluang kehidupan Bapak”. Nelayan cuma mengangguk-angguk membisu.
“Apa bapak pernah belajar sejarah filsafat?” tanya cendikiawan.
“Belum pernah” jawab nelayan itu singkat sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Cendekiawan melanjutkan ”Ah, jika demikian bapak telah kehilangan SEPEREMPAT lagi peluang kehidupan Bapak”. Si Nelayan kembali cuma mengangguk-angguk membisu.
“Apa bapak pernah belajar dan bisa berkomunikasi dengan bahasa asing?” tanya cendikiawan.
“Tidak bisa” jawab nelayan itu singkat.
“Aduh, jika demikian bapak total telah kehilangan TIGA PEREMPAT peluang kehidupan Bapak”
Tiba-tiba…
Angin kencang bertiup keras dari tengah laut. Perahu yang mereka tumpangi pun oleng hampir terguling. Dengan tenang Nelayan bertanya kepada cendekiawan
”Apa bapak pernah belajar berenang?”
Dengan suara gemetar dan muka pucat ketakutan, orang itu menjawab “Tidak pernah”
Nelayan pun memberi komentar dengan percaya diri “Ah, jika demikian, bapak BUKAN hanya kehilangan peluang dalam hidup bapak tetapi bapak juga akan kehilangan hidup bapak"
…… ……… ……… ………
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah di atas:
• Jangan meninggikan diri lebih hebat dari orang lain krn Allah akan merendahkan orang Tinggi hati
• Jangan sombong, sebab Allah menentang orang Sombong
• Kita semua memiliki KETERBATASAN & MEMERLUKAN orang lain.
Tuhan Yesus Memberkati
NIAT BAIK PASTI MENDATANGKAN HASIL YANG BAIK PULA.
Sebuah kisah inspiratif terjadi di propinsi Ciang Si, Kota Nan Chang tahun 1938. Saat itu masa peperangan dimana Ciang Kai Sek menjabat sbg komandan laskar di Nan Chang.
Di waktu luang, banyak tentara berbelanja keperluan se-hari2. Saat itu mata uang yg digunakan adalah Yen. Kaum wanita berusia lanjut & lemah berjajaran di sepanjang jalan menjual handuk & kaos kaki utk keperluan tentara.
Suatu hari seorang nenek menangis ter-isak2. Rupanya seseorang telah membeli banyak sekali dagangannya dgn kepingan uang Yen palsu. Ketika nenek itu sadar uang itu palsu, si pembeli sudah lenyap entah kemana.
Kebetulan lewat seorang tentara yg baru gajian. Melihat sang nenek sangat sedih, ia menghiburnya. "Tak usah sedih Nek, gaji saya cukup. Tukarkan uang palsumu kepada saya sebagai kenang2an. Nah, ini ambillah. Semoga dapat menjadi modal usahamu kelak."
"Mana boleh ? Mana mungkin saya menerima sementara anda yg mengorbankan uangmu". Si Nenek bersikeras tidak mau menerima tawaran si tentara. Tapi karena tak tega menolak ketulusannya, akhirnya ia menerima juga dgn ucapan terima kasih yg mendalam.
Selang beberapa bulan si Tentara berdinas kembali ke kota Nan Chang dan mencari Nenek yg malang itu. Dia berkata bahwa kepingan Yen palsu itu telah menyelamatkan nyawanya.
Ceritanya ketika dia berada di barisan depan dalam medan.pertempuran, tiba-2 sebuah peluru menghantam dadanya. "Tamat sudah kali ini," pikirnya hingga pingsan karena ketakutan.
Tapi begitu mata dibuka, sakitnya tidak terasa. Dirabalah dadanya tapi tak ada darah sedikitpun. Waktu menyentuh kepingan logam yang berada di kantong kirinya ternyata kepingan uang Yen palsu itu sudah cekung akibat peluru.
Siapa bilang perbuatan baik dan jahat tiada akibatnya ? Hanya karena waktu belum matang, hingga benih kebaikan yg ditabur belumlah berbuah. Inilah salah satu kesaksian betapa pentingnya memupuk kebajikan.
NIAT BAIK PASTI MENDATANGKAN HASIL YANG BAIK PULA.
BIJAK
Apa jawaban anda? (Sebuah renungan)
Pahamilah sebuah pertemanan!
ini adalah sebuah pertanyaan bagus, cobalah menjawab.....
Anda sedang menyetir sendirian dengan mobil kecilmu, tengah malam, hujan deras
dan banyak guntur dan petir. Agak jauh dari perumahan penduduk.
Tetapi tiba-tiba, mobil anda di stop oleh 3 orang yang yang sedang menunggu tumpangan:
1. Perempuan tua yang sekarat, butuh bantuan darurat
2. Seorang teman lama, yang pernah menyelamatkan hidup anda
3. Partner yang sempurna, yang anda impikan selama ini.
Orang yang mana yang anda pilih, untuk ikut bersama anda.
Karena mobil anda kecil, jadi hanya muat satu orang bersama pengemudi.
Pikirkanlah baik-baik!!!!
(sebelum melanjutkan)
sebuah dilema moral, untuk memilih yang terbaik bagi anda dan sesama.
* Membawa wanita tua itu, karena butuh pertolongan darurat (dia tidak punya banyak waktu menunggu), atau
* Memilih teman lama, yang pernah menyelamatkan hidup anda, ini adalah waktu yang tepat untuk membalasnya.
* atau Parrtner yang sempurna, yang belum tentu akan ketemu lagi seumur hidup.
Telah banyak yang menjawab pertanyaan ini, dan
mereka memilih yang terbaik menurut mereka.
Tetapi telah ditemukan 1 jawaban yang mengejutkan....
Dia menjawab dengan simpel:
"Saya akan memberikan kunci mobil saya kepada
teman lama yang pernah menyelamatkan hidup saya,
dan dia akan mengantarkan wanita yang sekarat itu.
Saya akan berdiri di samping partner yang saya idamkan,
sambil menunggu tumpangan yang akan lewat.
Sometimes, we gain more if we are able to give up our stubborn thought limitations.
Never forget to 'Think Outside of the Box.'
Bijaklah menanggapi masalah, karena semua pasti ada jalan keluarnya..
TUHAN MEMBERKATI
☆ SERBUK PAHIT ☆
Amsal 16:23 Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan.
Ada seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yg sedang dirundung masalah.
Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan smua masalahnya.
Pak tua bijak hanya mendengarkan dgn seksama,
lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit & meminta anak muda itu u/ mengambil segelas air.
Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas & di aduk perlahan,
"Coba minum ini & katakan bagaimana rasanya?" ujar pak tua
"Pahit sekali" jawab pemuda itu
Pak tua itu tersenyum,
mengajak pemuda itu u/ berjalan ke tepi telaga dibelakang rumahnya.
Mereka berjalan berdampingan & akhirnya sampai ke tepi telaga yg tenang itu.
Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu & dgn sepotong kayu ia mengaduknya,
"Coba ambil air dr telaga ini & minumlah"
Saat si pemuda mereguk air itu,
Pak tua bertanya lagi,
"Bagaimana rasanya?"
"Segar" sahut si Pemuda
"Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu?" tanya pak tua
"Tidak" sahut Pemuda
Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata,
"Anak muda dengarkan baik-baik,
Pahitnya kehidupan sama seperti segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang.
Jumlah & rasa pahitnya pun sama & memang akan tetap sama.
Tapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yg kita miliki.
Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya.
Jadi saat Anda merasakan kepahitan & kegagalan dalam hidup,
Hanya ada satu yg Anda dapat lakukan:
Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu,
Luaskanlah hatimu u/ menampung setiap kepahitan itu"
Saudaraku... Hatimu adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu.
Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.
"Jangan jadikan hatimu seperti gelas,
Buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu & merubahnya menjadi kesegaran & kedamaian..."
Langganan:
Postingan (Atom)