Sebuah dongeng kuno mengisahkan tentang dua ekor itik dan seekor katak.Mereka sering bermain bersama dalam sebuah kolam di ladang. Ketika musim panas tiba, air kolam itu menyusut menjadi sebuah kubangan kecil dan oleh karena itu mereke terpaksa harus pindah. Bagi itik hal tersebut tidak menjadi soal karena mereka dengan mudah bisa terbang ke tempat lain, tetapi tidak demikian dengan katak. Kenudian si katak menyarankan agar kedua itik itu menggigit sebuah tongkat masing – masing pada ujungnya sehingga ia dapat bergelantung di tengah tongkat itu dengan mulutnya selagi mereka terbang pergi.Katak itu menjadi sangat sombong dengan gagasannya yang cemerlang ini. Mereka akan menuju sebuah danau, yang tidak jauh dari situ. Di tengah jalan mereka terbang di atas petani, yang melihat keatas lalu berteriak : “ Lihat bukankah itu suatu adegan yang hebat ?” Siapakah yang memiliki ide seperti itu?”. Di penuhi rasa sombong maka sang katak dengan serta merta menyahut : “ Sayalah……………” dan pada saat itu juga si katak kehilangan pegangan pada tongkat dan jatuh binasa di tanah.
Banyak orang – orang terpelajar dan berpengetahuan tinggi menemui celaka karena kesombongannya. Contohnya raja Nebukadnezar yang terdapat dalam kitab Daniel : Raja Nebukadnezar memimpin sebuah kerajaan raksasa yang ada hubungannya dengan TAMAN GANTUNG,Salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Namun ia bukannya mengucap syukur kepada Tuhan, Tetapi malah berteriak dengan bangga : “ Bukankah Negara Babilonia yang besar ini saya bangun……dengan kebesaran dari kekuasaanku dan sebagai imbalan untuk menghormati keagunganku ?” Akibatnya Tuhan menghukum dia dan membuatnya hilang ingatan ( Gila ) . Kemudian ia di kutuk menjadai seekor binatang dan makan rumput seperti lembu. “ Tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung..” ( Daniel 4 : 33 )
Berhati – hatilah dengan kesombongan
