Alkitab Hari Ini

Jumat, 25 Desember 2009

SAMPAI MAUT MEMISAHKAN KITA

SAMPAI MAUT MEMISAHKAN KITA


Zaman sekarang kawin-cerai merupakan hal yang biasa terjadi, baik di kalangan selebritis maupun orang biasa. Orang tidak lagi memandang perkawinan sebagai ikatan seumur hidup yang mempersatukan suami istri dalam suka dan duka, sehat dan sakit, miskin dan kaya, sampai maut memisahkan kita.

Pada waktu kapal Tetanic tenggelam, ada kisah cinta yang mengharukan. Ketika orang-orang sibuk memindahkan para wanita dan anak-anak kekapal sekoci, bapak dan ibu Strauss ikut sibuk membantu. Mereka menyuruh pelayannya, Mebel dan istrinya, mesuk sekoci dan menyelimuti mereka dengan selimut hangat. Bu Strauss sendiri sudah melangkahkan satu kakinya dalam sekoci, namun seketika ia berubah pikiran. Ia menarik kakinya dan melangkahkan kembali ke kapal yang mulai tenggelam.

“Sayangku, naiklah kesekoci,” kata suaminya

Bu Strauss menatap mata pria pria yang telah mendampinginya puluhan tahun, yang menjadi sahabat karibnya, belahan jiwa, dan selalu memberikan penghiburan. Ia meraih tangan suaminya dan mendekap tubuh pak strauss yang gemetar karena kedinginan.

“Tidak. Kita sudah bersama-sama selama bertahun-tahun. Kita sekarang sudah tua. Aku tidak mau meninggalkanmu sendiri. Kemana engkau pergi, aku ikut.” Demikianlah mereka terlihat terakhir kalinya, berdiri berpelukan di geladak dan kapal itu pun pelan-pelan mulai tenggelam.

Mereka mengambil komitmen untuk selalu bersama sampai maut memisahkan. Alangkah indahnya jika suami istri zaman ini membuat komitmen untuk tetap setia dalam keadaan apa pun, seumur hidup mereka, seperti yang dilakukan bapak strauss.

GBU
Ps David O.S Hardjawinata --- GEMBALA JEMAAT GPPS ABANA TENGGARONG - Kalimantan Timur - Twitter @DavidOktavianuz