Alkitab Hari Ini

Jumat, 29 April 2011

SEORANG PEMIMPIN KRISTEN


1 Timotius 3 : 1 – 7

a. Persyaratan SEORANG PEMIMPIN KRISTEN

Saudara-saudara, persyaratan dalam pemilihan seseorang yang melayani di tengah-tengah gereja lebih menitik beratkan persyaratan moral/rohani. Kenapa? Karena memang pelayanan di dalam gereja ditentukan apakah seseorang itu mempunyai karakter hidup sebagai orang yang mengusahakan diri untuk hidup kudus di hadapan Tuhan. Tidak terbayangkan kalau seseorang pelayan justru tidak mempunyai moral/rohani yang baik, akan kemanakah gereja dibawa?

Paulus memaparkan beberapa hal yang menyangkut moral, di antaranya:

“seorang yang tak bercacat” (ay. 2). Kita harus hati-hati untuk memahami kata “tidak bercacat”. Kata itu tidaklah memaksudkan seseorang yang dipilih itu sebagai orang yang tidak berdosa. Tetapi mempunyai karakter diri yang terjaga, sehingga tidak ada peluang bagi orang lain untuk mempersalahkannya. “Tidak bercacat” mengindikasikan seseorang yang hidup dalam karakter diri yang dapat dipercaya, yang dengan setia hidup sesuai dengan firman Tuhan di dalam ketulusan. Sehingga ketika dia berbuat sesuatu maka semuanya dilakukan dalam kerangka mengasihi Allah.

“Ia harus suami dari satu istri” (ay. 2). Ada tiga pencobaan dalam kehidupan kerohanian yang sering membuat orang jatuh dalam dosa, yaitu 3 TA: harTA, waniTA, dan takhTA. Dan kesetiaan dalam keluarga adalah gambaran seseorang tampil sebagai orang yang juga setia dalam kehidupan di luar rumah. Orang yang menghargai istri dan keluarga menjadi persyaratan penting dalam memilih seseorang yang menjadi penilik jemaat. “Suami dari satu satu istri” menghunjuk kepada kekudusan kehidupan rumah tangga, orang yang memegang teguh komitmen, walaupun begitu banyak pencobaan di tengah-tengah kehidupannya. Dan itulah yang membedakannya dengan orang lain.
“Dapat menahan diri”. Menahan diri dipusatkan kepada kestabilan dan keseimbangan jiwa. Orang yang tidak dapat menahan diri pasti akan kebablasan, tidak mampu menguasai dirinya karena sesuatu yang membuat ia marah. Maka, orang yang dapat menahan diri, setiap perkataan, tingkah lakunya adalah hasil dari usaha pengendalian egoisme. Dia akan hidup dengan disiplin dan bertanggungjawab.

“Bukan peminum, pemarah, apalagi hamba uang”. Seorang peminum yang tidak dapat melepaskan diri dari kecanduannya, tidak dimungkinkan untuk dapat menjadi seorang pemimpin.

Pemarah, bukan berarti tidak boleh marah, tetapi orang yang suka marah. Orang yang suka marah pastilah mencerminkan hati. “Hamba uang”. Namanya saja sudah hamba uang, maka yang menjadi tuan adalah uang, dan dirinya adalah hamba. Ini menjadi sorotan rasul Paulus dalam surat ini. Dia mengatakan, “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (1 Tim.6:10). Dalam PL dan juga PB, orang yang mengabdikan diri kepada uang, itu adalah ciri-ciri dari nabi palsu, pengajar-pengajar palsu, guru-guru palsu (lih. 1 Tim.6:5 “percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan”). Apa yang membedakan pelayanan (panggilan) dan pekerjaan? Panggilan dilakukan sebagai tugas yang tidak mendasarkan pada uang, tetapi pekerjaan biasanya dihubungkan dengan uang. Bekerja bila ada uang, bila tidak ada uang maka tidak bekerja.

Dan yang terakhir dalam poin ini adalah kehidupannya pun harus telah menjadi kesaksian yang baik di luar jemaat supaya pelayanan keseluruhan jemaat tidak tercemar karena reputasi penilik jemaat yang cacat (ay. 7). Syarat yang dituntut adalah ia harus mempunyai nama baik di luar jemaat. Melalui syarat ini, Paulus mengingat bahwa dunia sedang memperhatikan kehidupan orang Kristen. Rasul Paulus berharap agar dalam kehidupan sehari-hari mereka bersikap bijaksana sehingga keberadaan mereka sebagai umat Allah dapat dihargai dan dihormati, tidak digugat orang dan tidak jatuh dalam jebakan Iblis. Jadi, baik di dalam maupun di luar gereja, mereka harus hidup tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.

b. Memiliki sifat-sifat positif

“Bijaksana”. Sifat bijaksana ini menggambarkan seseorang yang dapat dipercaya dan dapat memberikan pertimbangan yang tepat, tidak skeptic (kurang percaya). Kemampuan seorang pemimpin dapat dilihat dari langkah-langkah yang diambil saat menghadapi situasi genting atau di luar kendali. Dari sanalah teruji kapasitas yang sesungguhnya dari pemimpin tersebut.

Ia juga harus bersikap sopan. Kata ini mengacu pada suatu sikap yang teratur dan menghargai diri sendiri. Kata ini menggambarkan seseorang yang menampilkan suatu sikap yang teratur sebagai refleksi dari kestabilan dalam jiwanya.

Ia juga harus seorang yang suka memberi tumpangan (Yunani “philoxenos”. Kata ini berasal dari dua kata, yaitu “philos” berarti “teman” dan “xenos” berarti “orang asing”). Secara bebas dapat diterjemahkan dengan “mengasihi orang asing”, “suka memberi tumpangan”. Pada masa itu, setiap orang yang memberitakan firman Tuhan biasanya menumpang di rumah-rumah dimana pemberitaan dilakukan. Karena, bantuan memberikan tumpangan sangat dibutuhkan. (Matius 25:40)

Cakap mengajar orang. Kata ini di fokuskan pada kemampuan dalam mengajar dan tentu baik secara intelektual untuk menyampaikan firman Tuhan. Syarat ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin rohani membutuhkan kemampuan, baik untuk menjelaskan ajaran tentang iman maupun untuk mencegah atau menegur kesalahan. Peramah dan pendamai. Bukan suka berdebat, berselisih dan berkelahi. Dan terakhir adalah ia juga telah membuktikan kepemimpinannya di dalam keluarganya sendiri (ay. 4-5) supaya ia betul-betul dapat menjadi pemimpin jemaat, yaitu keluarga Allah.

c. Memiliki kedewasaan rohani
Rasul Paulus menyebutkan dengan bukan seorang yang baru bertobat (ay. 6). Seorang penilik Jemaat bukanlah seorang yang baru bertobat. Janganlah seseorang yang baru mengenal jalan Tuhan langsung diangkat menjadi penilik untuk memimpin suatu jemaat, baiklah ia belajar dulu akan firman Tuhan yang sesungguhnya agar ia tidak menjadi angkuh maupun sombong, karena itu akan membawa dia lupa diri akan tugas yang diemban.

TUHAN MEMBERKATI


( Pdm David Oktavianus Subagio Hardjawinata )
Ps David O.S Hardjawinata --- GEMBALA JEMAAT GPPS ABANA TENGGARONG - Kalimantan Timur - Twitter @DavidOktavianuz