Alkitab Hari Ini
Minggu, 26 Desember 2010
AMBISI Markus 10 : 35 - 45
Markus 10:43 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu
Pada Tahun 2003 Michael Weiskopf, wartawan majalah TIME, berangkat ke Irak. Bersama tentara Amerika Serikat, ia meliputi suasana perang dari dalam tank baja. Tak di sangka, sebuah granat di lemparkan ke dalam tank itu dan meledak. Weiskopf pun kehilangan tangan kanannya. Ketika kembali kepada keluarganya, ia merenung: "Mengapa aku mau di utus ke medan perang hingga cacat begini?" Akhirnya, ia menemukan jawabannya: AMBISI. Weiskopf ingin menaikkan pamornya supaya di kenal sebagi jurnalis terhebat. Kini ia menyesal.
Ambisi adalah keinginan membara untuk sukses atau mencapai sesuatu yang lebih. Tidak salah jika manusia berambisi. Bahkan, untuk memajukan gereja di butuhkan pemimpin yang berambisi. Masalahnya, kemana ambisi itu di arahakan? Yakubus dan Yohanes punya ambisi egois yang terarah pada dirinya sendiri. Mereka meminta kepada Yesus kelak meempatkan mereka di posisi yang tertinggi (ayat 37). Menjadi yang terhebat. Pemegang kuasa. Mendengar permintaan itu, kesepuluh murid lain marah. Mengapa? Karena mereka pun mengincar kedudukan itu!!! Dari situ Yesus mengarahkan mereka memiliki ambisi yang terbaik: "meminum cawan yang harus Kuminum" (ayat 38). Ambisi untuk berkorban seperti Yesus. Menjadi hamba yang gigih dan melayani Tuhan dan sesama.
Dalam pelayanan, tidak salah memiliki ambisi, tetapi hati-hati, sebab ambisi itu bagaikan api. Bisa menghangatkan, tetapi bisa juga menghanguskan. Ambisi egois bisa menghasilkan perseteruan, sebaliknya ambisi yang kudus mempersatukan. Sudah benarkan ambisi kita...??? Adakah kita mencari hal-hal yang besar bagi Tuhan, atau bagi diri sendiri...???
AMBISI YANG KUDUS MERINDUHKAN HAL-HAL BESAR BAGI KEMULIAAN ALLAH
TUHAN MEMBERKATI
Kamis, 23 Desember 2010
Natal bukan hanya sekedar sebuah moment
Natal bukan hanya sekedar sebuah moment, tetapi merupakan waktu yang khusus dipilih oleh Allah bagi Yesus untuk datang ke bumi: "Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya" (Galatia 4:4)
Natal adalah waktu pilihan Allah mengajarkan kita bahwa Natal adalah saatnya bagi kita untuk melepaskan ketakutan kita.
Apakah yang saat ini sedang Anda khawatirkan?
Ekonomi?
Kesehatan Anda?
Tagihan Anda?
Anak-anak Anda ?
Apakah Anda khawatir tentang masa depan?
Faktanya adalah memang selalu ada banyak alasan untuk takut di dunia sekarang ini, tapi pesan Tuhan di Natal adalah "Jangan takut!" (Lukas 2:10).
Lepaskan kecemasan Anda, lepaskan ketakutan Anda.
Sungguh menarik untuk dicatat bahwa ada 365 ayat-ayat dalam Alkitab yang mengatakan, "Jangan takut".
Tuhan telah memberi kita dengan satu pesan "jangan takut" untuk setiap hari sepanjang tahun!
Tuhan ingin mengingatkan Anda setiap hari dan ingin membuat Anda mengerti ini, "Jangan takut!"
Mengapa ia ingin kita mendapatkan pesan ini?
Karena banyak orang yang takut pada Tuhan dan takut akan banyak hal.
Namun bukan dalam artian yang benar.
Tuhan berkata kita tidak perlu takut.
Tuhan adalah untuk kita, Dia akan membela kita, bukan melawan kita.
Dan dengan kelahiran Yesus, Allah menunjukkan bahwa Dia ada bersama dengan kita.
Pada moment Natal ini, lepaskan segala ketakutan Anda dan percaya kepada Tuhan yang mengatakan kita tidak perlu menjadi takut lagi.
Natal bukan hanya sekedar sebuah moment
Natal bukan hanya sekedar sebuah moment, tetapi merupakan waktu yang khusus dipilih oleh Allah bagi Yesus untuk datang ke bumi: "Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya" (Galatia 4:4)
Natal adalah waktu pilihan Allah mengajarkan kita bahwa Natal adalah saatnya bagi kita untuk melepaskan ketakutan kita.
Apakah yang saat ini sedang Anda khawatirkan?
Ekonomi?
Kesehatan Anda?
Tagihan Anda?
Anak-anak Anda ?
Apakah Anda khawatir tentang masa depan?
Faktanya adalah memang selalu ada banyak alasan untuk takut di dunia sekarang ini, tapi pesan Tuhan di Natal adalah "Jangan takut!" (Lukas 2:10).
Lepaskan kecemasan Anda, lepaskan ketakutan Anda.
Sungguh menarik untuk dicatat bahwa ada 365 ayat-ayat dalam Alkitab yang mengatakan, "Jangan takut".
Tuhan telah memberi kita dengan satu pesan "jangan takut" untuk setiap hari sepanjang tahun!
Tuhan ingin mengingatkan Anda setiap hari dan ingin membuat Anda mengerti ini, "Jangan takut!"
Mengapa ia ingin kita mendapatkan pesan ini?
Karena banyak orang yang takut pada Tuhan dan takut akan banyak hal.
Namun bukan dalam artian yang benar.
Tuhan berkata kita tidak perlu takut.
Tuhan adalah untuk kita, Dia akan membela kita, bukan melawan kita.
Dan dengan kelahiran Yesus, Allah menunjukkan bahwa Dia ada bersama dengan kita.
Pada moment Natal ini, lepaskan segala ketakutan Anda dan percaya kepada Tuhan yang mengatakan kita tidak perlu menjadi takut lagi.
Natal adalah waktu pilihan Allah mengajarkan kita bahwa Natal adalah saatnya bagi kita untuk melepaskan ketakutan kita.
Apakah yang saat ini sedang Anda khawatirkan?
Ekonomi?
Kesehatan Anda?
Tagihan Anda?
Anak-anak Anda ?
Apakah Anda khawatir tentang masa depan?
Faktanya adalah memang selalu ada banyak alasan untuk takut di dunia sekarang ini, tapi pesan Tuhan di Natal adalah "Jangan takut!" (Lukas 2:10).
Lepaskan kecemasan Anda, lepaskan ketakutan Anda.
Sungguh menarik untuk dicatat bahwa ada 365 ayat-ayat dalam Alkitab yang mengatakan, "Jangan takut".
Tuhan telah memberi kita dengan satu pesan "jangan takut" untuk setiap hari sepanjang tahun!
Tuhan ingin mengingatkan Anda setiap hari dan ingin membuat Anda mengerti ini, "Jangan takut!"
Mengapa ia ingin kita mendapatkan pesan ini?
Karena banyak orang yang takut pada Tuhan dan takut akan banyak hal.
Namun bukan dalam artian yang benar.
Tuhan berkata kita tidak perlu takut.
Tuhan adalah untuk kita, Dia akan membela kita, bukan melawan kita.
Dan dengan kelahiran Yesus, Allah menunjukkan bahwa Dia ada bersama dengan kita.
Pada moment Natal ini, lepaskan segala ketakutan Anda dan percaya kepada Tuhan yang mengatakan kita tidak perlu menjadi takut lagi.
Selasa, 21 Desember 2010
I love you mom...!!!
Sahabatku ...
Didalam Realita kehidupanmu..
Minimal ada seorang perempuan yg sangat PEDULI kamu.. Pasti..!
Terlepas kamu setuju atau Tidak, terima atau tidak, Perempuan ini ada..!
Dan ia adalah satu satunya manusia di Planet ini yg izinkan Rahimnya kau tempati free of charge selama 9 bln 10 hari.
Yg Siap menahan sakit demi u/kehadiranmu disini sekalipun nyawanya menjadi taruhan.
Dalam membesarkanmu ia melewati hari-hari yg tidak gampang..
Sering ia tidak tidur karena kamu sakit..,
dlm kebingungan ia hanya menangis dan berdoa karena panasmu yg tidak reda,
atau kamu tdk buang kotoran.
Ia tidak jijik dgn kotoranmu berselemak dibadannya bahkan ia tertawa lepas saat semua itu terjadi.
Tahun-tahun berganti..
Kini kamu sudah Dewasa.
Kamu sudah bisa ke Dokter kalau kamu sakit..
Dan status kamu pun kini sdh berubah..
Kamu seakan Tidak butuh perempuan itu lagi.
Sekarang perempuan itu sudah tua.. lamban,
suka dgn cerita lama yg membosankan,
nasehatnyapun selalu itu-itu saja..
Komunikasi kalian Payah.. Susah..!
Hai sahabat
Anda benar.. Wanita tua ini sering membosankan dan tak nyambung..
Tapi coba berdiamlah beberapa menit dlm hening..
Sejelek apapun dia.., org lain boleh Tidak suka dia.
Tapi Kamu Tak Boleh.. Sebab ia adalah IBUmu
Di hari tuanya..,
Bukan HARTAmu yg ia harapkan,
ia TIDAK butuh apapun dari kamu.
Ia hanya Takut.. Kehilangan kamu..
Takut kamu tdk peduli dia lagi..
Karena ia begitu mencintaimu.♥
Ia sdh Bahagia kalau kamu datang n bertanya "apa kabar..?
Dan tanganmu mau mengelus dia.
Sahabat, maafkan dia kalau ia pernah melakukan hal yg mengecewakan kamu..
Percayalah ia pantas untuk kau cintai.
Kawan..
Dengarkanlah ini:
Jangan Lagi Bersuara Keras Padanya..
Dalam keadaan apapun..
Itu akan sangat melukainya.
Selamat Hari Ibu & I love you mom...!!! GBU
Minggu, 19 Desember 2010
Lagu anak-anak yang populer banyak mengandung KESALAHAN
Ternyata lagu anak-anak yang populer banyak mengandung kesalahan, mengajarkan kerancuan, dan menurunkan motivasi. Berikut buktinya:
1. “Balonku ada 5… rupa-rupa warnanya… merah, kuning, kelabu.. merah muda dan biru… meletus balon hijau, dorrrr!!!” Perhatikan warna-warna kelima balon tsb., kenapa tiba2 muncul warna hijau ? Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5!
2. “Aku seorang kapiten… mempunyai pedang panjang… kalo berjalan prok..prok.. prok… aku seorang kapiten!” Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi) . Harusnya dia tetap konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi : “mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)… kalo berjalan prok..prok.. prok..” nah, itu baru klop! jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi : “mempunyai pedang panjang… kalo berjalan ndul..gondal. .gandul.. atau srek.. srek.. srek..” itu baru sesuai dg kondisi pedang panjangnya!
3. “Bangun tidur ku terus mandi.. tidak lupa menggosok gigi.. habis mandi ku tolong ibu.. membersihkan tempat tidurku..” Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur. Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!
4. “Naik-naik ke puncak gunung.. tinggi.. tinggi sekali.. kiri kanan kulihat saja.. banyak pohon cemara.. 2X” Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yg tajam mendaki lalu jadi bingung dan gak tau mau ngapain, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan aja, gak maju2!
5. “Naik kereta api tut..tut..tut. . siapa hendak turut ke Bandung .. Surabaya .. bolehlah naik dengan naik percuma.. ayo kawanku lekas naik.. keretaku tak berhenti lama” Nah, yg begini ini yg parah! mengajarkan anak-anak kalo sudah dewasa maunya gratis melulu. Pantesan PJKA rugi terus! terutama jalur Jakarta- Bandung dan Jakarta-Surabaya!
6. “Di pucuk pohon cempaka.. burung kutilang berbunyi.. bersiul2 sepanjang hari dg tak jemu2.. mengangguk2 sambil bernyanyi tri li li..li..li.. li..li..” Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita yg sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit.. cuit..! kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang, bukan burung!
7. “Pok ame ame.. belalang kupu2.. siang makan nasi, kalo malam minum susu..”
Ini jelas lagu dewasa dan untuk konsumsi anak2! karena yg disebutkan di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil. Kalo anak kecil, karena belom boleh maem nasi, jadi gak pagi gak malem ya minum susu!
8. “nina bobo oh nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk”
Anak2 indonesia diajak tidur dgn lagu yg “mengancam”
9. “Bintang kecil dilangit yg biru…”
Bintang khan adanya malem, lah kalo malem bukannya langit item?
10. “Ibu kita Kartini…harum namanya.”
Namanya Kartini atau Harum?
11. “Pada hari minggu ku turut ayah ke kota. naik delman istimewa kududuk di muka.”
Nah,gak sopan khan..
12. “Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam, menanam jagung dikebun kita…”
kalo mau nanam jagung, ngapain nyangkul dalam-dalam...
Sabtu, 18 Desember 2010
CARA TUHAN MENOLONG KITA
Pada suatu ketika ada sebuah kapal yg tenggelam krn diterjang badai. Tidak ada yg tersisa kecuali 1 orang awak kapalnya.
Dia terdampar pd sebuah pulau kecil yg tdk berpenghuni.. Dia benar2 sendirian dan tak punya bekal makanan. Maka dia kmd mulai mencari dan menyusun kayu beserta pelepah nyiur untuk dibangun menjadi sebuah gubuk kecil sbg tempat bernaungnya.. Selain itu dia jg membuat perapian utk penghangat badan.
Keesokan harinya dia pergi mencari buah2an untuk mengganjal perutnya yg lapar. Namun sesampainya kembali ke gubuknya, dia mendapati gubuknya itu sdh hangus terbakar tanpa tersisa... rata dengan tanah. Rupanya dia lupa mematikan perapian yg dibuatnya semalam.
Diapun berteriak marah, " Ya Tuhan, mengapa Kau lakukan ini padaku. Mengapa ??!!..
Tiba2 tak berapa lama lalu terdengar suara peluit kapal. Ternyata ada sebuah kapal laut yg sedang datang mendekat ke arah pulau. Kemudian turunlah beberapa orang menghampiri pria yg sedang menangisi nasibnya ini.
Pria itu terkejut dan bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu kalo aku ada disini ??..
Mereka menjawab," Kami melihat simbol asapmu !!.."
Pesan cerita :
Tuhan selalu ada bersama kita walau dalam keadaan yg paling berat sekalipun.
Jika doa kita dijawab YA oleh Tuhan, maka kita akan mendapatkan apa yg kita inginkan.
Jika jawabannya adalah TIDAK, maka kita akan mendapat pengganti yg lebih baik.
Jika jawabannya, TUNGGU, maka kita akan mendapatkan YANG TERBAIK sesuai dengan kehendakNYA.
Hidup bukan masalah yg harus dipecahkan, tapi sebuah kenyataan yg harus dijalani dengan perbuatan2 kita..
Kamis, 16 Desember 2010
INDAHNYA PERSATUAN Filipi 2:1-11
Filipi 2:1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
Sekelompok kuda liar tengah merumput di hutan belantara. Tiba-tiba muncul seekor harimau yang sedang mancari mangsa. Serentak kuda-kuda itu melindungi diri dengan cara berdiri saling berhadapan membentuk lingkaran. Harimau pun berhenti mendekat, karena takut kena tendang. Namun dengan tipu muslihatnya ia berkata, "Sungguh barisan yang bagus. Boleh aku tau kuda pintar mana yang mencetuskan ide ini?" Kuda-Kuda pun termakan hasutan. Mereka berdebat siapakah yang pertama kali mencetuskan ide tadi. Karena tidak ada kata sepakat, akhirnya mereka tercerai berai. Harimau pun dengan muda memangsa mereka.
Persatuan sangat penting. Tanpa persatuan sebuah komunitas atau kelompok akan rapuh, maka persatuan perlu di perjuangkan. Begitu juga dengan gereja. Paulus menasehati para jemaat yang ada di Filipi supaya bersatu. Dasar Kritiani adalah Kristus. Jadi setiap orang dalam jemaat hendaknya meneladani Kristus (ayat 5) :
1. Walaupun dalam rupa Allah, tetapi tidak menganggap kesetaraan-Nya itu sebagai milik yang harus di pertahankan (Ayat 6)
TIDAK SOMBONG ATAU MERASA PALING HEBAT
2. Telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba (Ayat 7a)
MEMILIKI SEMANGAT MEMBERI BUKAN HANYA MENERIMA
3. Menjadi sama dengan manusia. (Ayat 7b) Berempati terhadap sesama; tidak lekas menghakimi atau menuduh tetapi berusaha menepatkan diri pada posisi orang lain untuk mengerti dan memahami.
SAAT JEMAAT SEPAKAT UNTUK BERSATU, IBLIS PUN GEMETAR
Pepatah cina mengatakan : Sepuluh lidi yang di ikat menjadi satu lebih kokoh di banding seribu lidi yang tercerai berai.
TUHAN MEMBERKATI
Rabu, 15 Desember 2010
Pesan Natal PGI dan KWI 2010
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI)
KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI)
TAHUN 2010
“Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dalam dunia”
(bdk. Yoh. 1:9)
Saudara-saudari yang terkasih,
segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada,
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
•1.Pada saat ini kita semua sedang berada di dalam suasana merayakan kedatangan Dia, yang mengatakan: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup”1. Dalam merenungkan peristiwa ini, rasul Yohanes dengan tepat mengungkapkan: “Terang yang sesungguhnya itu sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya”2. Suasana yang sama juga meliputi perayaan Natal kita yang terjalin dan dikemas untuk merenungkan harapan itu dengan tema: “Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dunia”.
•2.Saudara-saudari terkasih,
Kita bersyukur boleh hidup dalam suatu negara yang secara konsti-tusional menjamin kebebasan beragama. Namun akhir-akhir ini gejala-gejala kekerasan atas nama agama semakin tampak dan mengancam ke-rukunan hidup beragama dalam masyarakat. Hal ini mencemaskan pihak-pihak yang mengalami perlakuan yang tidak wajar dalam masyarakat kita. Kita semakin merasa risau akan perkembangan “peradaban” yang mengarus-utamakan jumlah penganut agama; “peradaban” yang memenangkan mereka yang bersuara keras berhadapan dengan mereka tidak memiliki kesempatan bersuara; “peradaban” yang memenangkan mereka yang hidup mapan atas mereka yang terpinggirkan. Peradaban yang sedemikian itu pada gilirannya akan menimbulkan perselisihan, kebencian dan balas-dendam: suatu peradaban yang membuahkan budaya kematian dari pada budaya cinta yang menghidupkan.
Keadaan yang juga mencemaskan kita adalah kehadiran para penang-gungjawab publik yang tidak sepenuhnya memperjuangkan kepentingan rakyat kebanyakan. Para penanggungjawab publik memperlihatkan kiner-ja dan moralitas yang cenderung merugikan kesejahteraan bersama. So-rotan media massa terhadap kinerja penanggungjawab publik yang kurang peka terhadap kepentingan masyarakat, khususnya yang terung-kap dengan praktek korupsi dan mafia hukum hampir di segala segi kehidupan berbangsa, sungguh-sungguh memilukan dan sangat mempri-hatinkan, karena itu adalah kejahatan sosial.
Kenyataan ini yang berlawanan dengan keadaan masyarakat yang sema-kin jauh dari sejahtera, termasuk sulitnya lapangan kerja, semakin mem-perparah kemiskinan di daerah pedesaan dan perkotaan. Keadaan ini diperberat lagi oleh musibah dan bencana yang sering terjadi, baik karena faktor murni alami maupun karena dampak campur-tangan kesalahan manusiawi, terutama dalam penanganan dan penanggulangannya. Sisi-sisi gelap dalam peradaban masyarakat kita dewasa ini membuat kita semakin membutuhkan Terang yang sesungguhnya itu.
Terang yang sesungguhnya, yaitu Yesus Kristus menjelma menjadi ma-nusia, sudah datang ke dalam dunia. Walaupun banyak orang menolak Terang itu, namun Terang yang sesungguhnya ini membawa pengha-rapan sejati bagi umat manusia. Di tengah kegelapan, Terang itu me-numbuhkan pengharapan bagi mereka yang menjadi korban ketidak-adilan. Bahkan di tengah bencana pun muncul kepedulian yang justru melampaui batas-batas suku, agama, status sosial dan kelompok apa pun. Terang itu membawa Roh yang memerdekakan kita dari pelbagai kege-lapan, sebagaimana dikatakan oleh Penginjil Lukas: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang”3.
Natal adalah tindakan nyata Allah untuk mempersatukan kembali di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu yang telah diciptakan-Nya4. Semua yang dilihat-Nya baik adanya itu5, yang telah dirusakkan dan diceraiberaikan oleh kejahatan manusia, menemukan dirinya di dalam Terang itu. Oleh karena itu, dengan menyambut dan merayakan Natal sebaik-baiknya, kita menerima kembali, „Ÿ dan demikian juga menya-tukan diri kita dengan „Ÿ karya penyelamatan Allah yang baik bagi semua orang.
Di dalam merayakan Natal sekarang ini, kita semua kembali diingatkan, bahwa Terang sejati itu sedang datang dan sungguh-sungguh ada di da-lam kehidupan kita. Terang itu, Yesus Kristus, berkarya dan membuka wawasan baru bagi kesejahteraan umat manusia serta keutuhan ciptaan. Inilah semangat yang selayaknya menjiwai kita sendiri serta suasana di mana kita sekarang sedang menjalani pergumulan hidup ini.
•3.Saudara-saudari terkasih,
Peristiwa Natal membangkitkan harapan dalam hidup dan sekaligus memanggil kita untuk tetap mengupayakan kesejahteraan semua orang. Kita juga dipanggil dan diutus untuk menjadi terang yang membawa pengharapan, dan terus bersama-sama mencari serta menemukan cara-cara yang efektif dan manusiawi untuk memperjuangkan kesejahteraan ber-sama.
•·Bersama Rasul Paulus, kami mengajak seluruh umat kristiani di tanah air tercinta ini: “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan”6, karena dengan membalas kejahatan dengan kejahatan, kita sendirilah yang dikalahkannya.
•·Selanjutnya kita wajib ikut-serta mewujudkan masyarakat yang sejah-tera, adil dan makmur, bahkan melalui usaha-usaha kecil tetapi konkrit seperti menjalin hubungan baik dengan sesama warga masyarakat demi kesejahteraan bersama. Kita turut menjaga dan memelihara serta melestarikan lingkungan alam ciptaan, antara lain dengan menanam pohon dan mengelola pertanian selaras alam, dengan tidak membuang sampah secara sembarangan; mempergunakan air dan listrik seperlunya, mempergunakan alat-alat rumahtangga yang ramah lingkungan.
•·Dalam situasi bencana seperti sekarang ini kita melibatkan diri secara proaktif dalam pelbagai gerakan solidaritas dan kepedulian sosial bagi para korban, baik yang diprakarsai gereja, masyarakat maupun pemerintah.
•·Marilah kita memantapkan penghayatan keberimanan kristiani kita, terutama secara batiniah, sambil menghindarkan praktik-praktik iba-dat keagamaan kita secara lahiriah, semu dan dangkal. Hidup beragama yang sejati bukan hanya praktik-praktik lahiriah yang ditetap-kan oleh lembaga keagamaan, melainkan berpangkal pada hubungan yang erat dan mesra dengan Allah secara pribadi.
Akhirnya, marilah kita menyambut dan merayakan kedatangan-Nya dalam kesederhanaan dan kesahajaan penyembah-penyembah-Nya yang pertama, yakni para gembala di padang Efrata, tanpa jatuh ke dalam perayaan gegap-gempita yang lahiriah saja. Marilah kita percaya kepada Terang itu yang sudah bermukim di antara kita, supaya kita menjadi anak-anak Terang7.[1]Dengan demikian perayaan Natal menjadi kesempatan mulia bagi kita untuk membangkitkan dan menggerakkan peradaban kasih sebagai tanda penerimaan akan Terang itu dalam lingkungan kita masing-masing. Dengan pemikiran serta ungkapan hati itu, kami mengucapkan:
SELAMAT NATAL 2010 DAN TAHUN BARU 2011
Jakarta, 12 November 2010
Atas nama
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI),
KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI),
Ketua Umum Pdt. Dr. A.A. Yewangoe
Ketua Mgr. M.D. Situmorang OFMCap.
Sekretaris Umum Pdt. Gomar Gultom, M.Th.
Sekretaris Jenderal Mgr. J.M. Pujasumarta
LUANGKAN WAKTU 3 MENIT TUK BACA PESAN INI...!!!
Seorang Ibu Guru SD mengadakan "permainan". Ibu Guru menyuruh anak2 murid'nya membawa kantong plastik transparan 1 buah & kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama org yg dibenci. Sehingga jmlh kentang'nya tdk ditentukan brp, tergantung jumlah org yg dibenci.
Pd hari yg disepakati masing-masing murid membawa kentang dlm kantong plastik. Ada yg berjmlh 2, ada yg 3 bahkan ada yg 5. Spt perintah guru mereka, tiap-tiap kentang diberi nama sesuai nama org yg dibenci. Murid2 hrs membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama 1 minggu
Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid2 mulai mengeluh, apalagi yg membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap. Setelah 1 minggu murid-murid SD tersebut merasa lega krn penderitaan mereka akan segera berakhir.
Ibu Guru: "Bgmn rasanya membawa kentang selama 1 minggu?"
Keluarlah keluhan dari murid2 SD tersebut, pd umumnya mereka tidak merasa nyaman hrs membawa kentang-kentang busuk tersebut ke manapun mereka pergi. Guru pun menjelaskan apa arti dari " permainan " yang mereka lakukan.
Ibu Guru: "Seperti itulah kebencian yg selalu kita bawa-bawa apabila kita tdk bisa memaafkan orang lain.
Sungguh sangat tdk menyenangkan membawa kentang busuk kemanapun kita pergi. Itu hanya 1 minggu, bgmn jk kita membawa kebencian itu seumur hidup ? Alangkah tidak nyamannya ...
Krn itu, lepaskanlah pengampunan kepada orang yang Anda benci.
Krn ketika anda tidak mau mengampuni, anda seperti sdng memegang bola berduri. Semakin anda tdk mau melepaskan bola berduri itu, anda sendiri yg akan merasakan sakit. Karena itu tidak ada jln lain kecuali melepaskan kata maaf.
Jadi bagi yg semua orang yg pernah merasa tersakiti dan pernah tersinggung krn perkataan maupun perbuatan saya, baik sengaja maupun tidak, saya mohon maaf ya.. Semoga tidak ada kebencian lg diantara kita.. :)
Tuhan memberkati
Selasa, 14 Desember 2010
TERLAMBAT...!!! Matius 25 : 1 - 13
Matius 25:13 Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
Suatu kali, Washington Post mengingatkan tentang insiden tragis yang di alami kapal Tetanic. Di ruang kendali, petugas sedang sibuk menjalankan tugasnya. Telpon berdering. Satu menit berlalu. Pada menit kedua, petugas tak mau di ganggu kerena sedang sibuk. Menit ketiga pun berlalu sangat cepat. Setelah si petugas selesai dengan tugasnya, barulah ia mengangkat telpon yang pesannya berbunyi, "Ini tempat pengintai pada haluan kapal. Gunung es persis di depan...!!! Putar haluan...!!! Dengan cepat si petugas ke ruang kendali, tetapi terlambat !!! "Kebanggaan segala lautan" itu menabrak gunung es dan menewaskan 1.600 jiwa.
Andai si petugas menanggapi telepon itu, mungkin film tetanic tak perlu di buat. Tiga kesempatan di lewatkan dan ketika hendak menanggapi panggilan itu, ia sudah terlambat !!! Hal yang sama kerap di lakukan anak-anak Tuhan saat mendengar suara-Nya. Kebanyakan dari kita sebenarnya sudah mendengar jelas apa yang menjadi peringatan dan kehendak Tuhan, tetapi kerap kali kita meremekan semuanya itu.
Bila kesempatan itu ternyata kesempatan terakhir, maka jika kita tidak serius menanggapinya, bisa-bisa kita pun akan "tenggelam". Firman Tuhan mengingatkan kepada kita agar selalu berjaga-jaga. Jika tidak demikian, bisa-bisa kita mengabaikan kesempatan yang Tuhan berikan, kesempatan untuk bertobat, untuk melakukan kehendak-Nya, untuk melayani-Nya, atau yang lainnya. Perbedaan nyata antara lima gadis-gadis yang bodoh dan lina gadis-gadis yang bijaksana dalam bacaan kita bahwa yang bijaksana selalu berjaga-jaga (Ayat 4), sementara yang bidih terlambat menjaga minyaknya (Ayat 3,10). JANGAN TERLAMBAT...!!!
SAAT KITA MELEWATKAN KESEMPATAN DARI ALLAH, BERARTI ADA KEMUNGKINAN BAGI KITA UNTUK TERLAMBAT
TUHAN MEMBERKATI
Sepucuk Surat Kepada Yang Letih dan Lesu
Teruntuk Anak-Ku,
Aku mendengar jeritanmu kemarin malam. Aku berada di kegelapan dalam dirimu, ketika air matamu mengalir di wajahmu dan hatimu remuk.
Apakah kau mengira Aku tidak melihatnya dan tidak perduli terhadapmu?
Apakah kamu mengira bahwa Aku tidak tahu betapa lelah, letih dan lesu kamu sesungguhnya?
Anak-Ku, Aku selalu berada bersamamu, ketika kepahitan hidup sedang menghantammu secara bertubi-tubi. Ak mengamati, ketika kamu menangani semua derrita dan kesakitan.
Namun kini kemu letih dan lesu, Aku dapat melihat semangatmu yang patah, juga pengharapan dan impianmu yang semakin sirna.
Ingatlah bahwa Aku penuh dengan kepedulian. Sentuhan-Ku dan kepedulian-Ku dapat menyembuhkan hatimu yang remuk, redam dan meghidupkan api pengharapan sekali lagi dalam dirimu. Biarkanlah aku mengasihimu. Runtuhkanlah penghalang-penghalang di sekeliling hatimu dan sandarkanlah dirimu kepada-Ku.
Aku tidak akan lelah dan letih, lesu dan aku memiliki cukup kekuatan untuk menolongmu, bila kamu membutuhkannya.
Kamu tidak pernah sendirian, karena Aku adalah sahabatmu dan aku tidak akan pernah sedetikpun meninggalkanmu seorang diri.
Sahabatmu,
Yesus...
( Sumber : godslittleacre.net )
Senin, 13 Desember 2010
KORUPSI DALAM GEREJA
Dalam dunia kekristenan, topik tentang Gereja adalah salah satu hal yang menarik untuk dibahas. Menarik karena banyak hal yang bisa kita pelajari dan kali ini topik yang akan dibahas mengenai praktik korupsi di dalam gereja. Mungkin ada diantara Anda yang bertanya, “Memang di dalam rumah Tuhan bisa terjadi hal tersebut? Kalaupun ada, siapa yang melakukannya dan seperti apa modus operasinya? Bagaimana kita umat Tuhan harus bersikap ketika melihat praktik korupsi di dalam Gereja?
Sebelum dibahas lebih lanjut, saya ingin mengatakan bahwa topik ini bukanlah untuk menjelek-jelekkan Gereja yang ada sekarang atau pun membuat orang-orang Kristiani menjadi anti Gereja, tetapi murni untuk menyadarkan kita semua tentang fakta yang terjadi di tengah-tengah umat Allah dan bagaimana solusi agar praktik korupsi tidak berakar dalam kehidupan orang-orang percaya.
Sebenarnya Alkitab sendiri pernah mencatat tentang praktik korupsi di dalam Gereja. Diantara beberapa kejadian yang tertulis tersebut, saya angkat mengangkat peristiwa tentang dua orang imam muda bernama Hofni dan Pinehas.
Hofni dan Pinehas adalah anak-anak dari Imam Eli yang bertugas di dalam Bait Allah waktu itu. Sebagai pelayan Tuhan, mereka menyalahgunakan jabatan yang ada. Setiap kali ada seseorang mempersembahkan korban sembelihan, mereka seringkali mengambil bagian yang bukan menjadi haknya. Bahkan, luar biasa jahatnya Hofni dan Pinehas tidak jarang memaksa orang yang membawa korban menyerahkan terlebih dahulu kepada mereka sebelum dibakar. Maksud kedua orang ini adalah tidak lain agar bisa menyantap terlebih dahulu bagian daging yang terbaik, dan lalu mempersembahkan sisa daging ke Tuhan.
Praktik korupsi ini diketahui oleh ayahnya, Imam Eli. Hanya karena Hofni dan Pinehas adalah darah dagingnya, Imam Eli tidak pernah benar-benar menegur keduanya. Bahkan lebih terlihat bahwa Imam Eli lebih takut kehilangan anak-anaknya, daripada kehilangan Allah. Seperti yang kita tahu bersama, akhir hidup ayah dan anak-anaknya dicatat di Alkitab sangatlah tragis.
Bila kita melihat kehidupan Gereja sekarang, praktik korupsi sebenarnya masih dapat ditemui sekarang. Mungkin bukan gembala Gereja yang melakukannya, tetapi bisa jadi para pendeta atau para pekerja yang ada di dalam lingkungan Gereja tersebut. Ia atau mereka secara diam-diam mengambil uang persembahan, dana pembangunan gereja, perpuluhan jemaat, atau dana yang dikhususkan bagi kebutuhan jemaat.
Mungkin mereka awalnya takut, tetapi ketakutan itu kalah oleh keinginan (ingat bukan kebutuhan..) hidup. Sekali dilakukan berhasil, dua kali berhasil, bahkan sampai sudah tidak terhitung lagi seberapa sering ia/mereka melakukannya. Bahkan, ada gembala Gereja yang mengetahui praktik korupsi mengambil sikap seperti imam Eli, yakni cuek. Kalaupun menegur, orang yang diurapi Tuhan ini malah hanya menegur pelaku korupsi secara biasa.
Lalu bagaimana umat Tuhan harus bersikap terhadap orang-orang yang melakukan praktik korupsi di dalam gereja? Matius 18:15-17 bisa menjadi landasan kita mengambil sikap. Ditulis disana apabila ada seseorang dari antara jemaat ada yang melakukan dosa, tegorlah di bawah empat mata. Jika itu tetap tidak bisa, bawalah satu atau dua orang saksi untuk menegor ia atau mereka. Apabila tetap tidak bisa, bawalah para pelaku korupsi di dalam Gereja tersebut ke hadapan jemaat. Jika ini juga tidak berhasil, pandanglah ia atau mereka sebagai orang yang tidak mengenal Allah.
Korupsi bukanlah hanya musuh pemerintah, bukan juga musuh salah satu kelompok, tetapi musuh kita bersama. Gereja haruslah menjadi tempat pertama yang bersih dari praktik korupsi. Bila ini diterapkan dengan sungguh-sungguh, saya percaya bukan hanya jemaat yang akan diubah dan diberkati, tetapi satu bangsa juga akan mengalami transformasi dan diberkati. Pertanyaannya, Maukah kita melihat Indonesia mengalami transformasi dan diberkati Tuhan
Sumber : - Jawaban.com -
Minggu, 12 Desember 2010
SIAPAKAH AKU...??? Mazmur 8 : 4 - 10
Mazmur 8:5 apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Seorang biolog dari Hongkong pernah meneliti tubuh manusia dan mengatakan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat berbagai unsur bahan kimia seperti lemak, zat besi, fosfor, kapur, dan air dengan jumblah yang nilainya dalam rupiah kira0kira sebesar data berikut :
- LEMAK, yang hanya dapat di buat sebatang lilin = Rp 500,00
- ZAT BESI, yang hanya dapat di buat 1 ons paku = Rp 300,00
- FOSFOR, yang hanya dapat di buat sekotak korek api = Rp 500,00
- KAPUR, yang hanya dapat untuk melabur kandang ayam = Rp 1000,00
- AIR, yang dapat di peroleh secara gratis
Jika perhitungan ini benar, maka nilai seorang manusia hanya sekitar Rp 2300,00. Wah betapa murahnya...!!! Apalagi jika mengingat fakta bahwa manusia di ciptakan dari debu tanah, maka semakin di hitung sebenernya kita, manusia ini, makin tidak ada harganya. Berdasarkan kebenaran tersebut, maka kita pasti akan terheran-heran saat melihat betapa indahnya karya dan berkat-berkat Allah bagi kita. Dan seperti Raja Daud, kita juga akan bertanya hal yang sama dengan kepada-Nya: "Tuhan siapakan kami manusia ini sehingga Engkau membuat kami segambar dengan-Mu, memberi kami nafas hidup, memerhatikan, bahkan mengindahkan kami?" (Ayat 5,6)
Biarlaj kita yang tidak berharga, tetapi telah di buat Tuhan menjadi sangat berharga, makin memuliahkan Tuhan saja dari hari ke hari. Tidak lupa diri, tidak banyak menuntut Tuhan, sebaliknya kita banyak bersyukur. Jikalau bukan Tuhan, kita ini tidak ada apa-apanya dan bukan siapa-siapa.
DIKASIHI TUHAN, ITU SUDAH BERKAT YANG LUAR BIASA
TUHAN MEMBERKATI
KEPUTUSAN SANG AYAH - Roma 5:6-9
Roma 5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita , oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
Seorang pembicara mengangkat sebuah ilustrasi. "Seorang ayah, anaknya, dan teman anaknya berlayar ke Samudra Pasifik. Namun, Ombak dan badai menyerang sehingga mereka terlempar ke laut. Karena hanya punya satu tali penyelamat, sang ayah harus memutuskan siapa yang akan di tolong. Anaknya yang adalah seorang pengikut Kristus, sedangkan teman anaknya yang bukan pengikut Kristus. Akhirnya si ayah berteriak aku mengasihimu anakku...!! dan melemparkan tali itu kepada teman anaknya. Saat itu juga anak itu menghilang ditelan gelombang. Begitu pula besar kasih Allah, sehingga DIA melakukan hal yang sama kepada kita."
Usai kebaktian, ada dua remaja menghampiri si pembicara. "Saya berfikir tidak realitis bila sang ayah mengorbankan anaknya dengan berharap teman anaknya itu akan menjadi pengikut Kristus. "Benar sekali," Jawab si pembicara. "Tetapi sebesar itulah kasih Allah, buktinya... SAYALAH TEMAN SI ANAK ITU."
Roma 5:8 mengatakan Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dalam hal ini: ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita. "Ya, Yesus telah mati untuk semua orang, termasuk orang-orang yang belum percaya kepada Kristus. Oleh karena itu, kita yang sudah menerima keselamatan harus selalu mengingat mandat Allah bagi kita untuk "Menjadikan semua bangsa murid-Ku" (Matius 28:19). Saat ini, pintu kemurahan Allah masih terbuka. Mari kita bersaksi tentang cinta-Nya kepada orang-orang yang kita jumpai di sepanjang perjalanan hidup ini. Dia telah mengorbankan hidup-Nya agar seluruh isi dunia boleh hidup yang kekal.
TAK ADA YANG DAPAT MENANDINGI BESARNYA KASIH ALLAH
TUHAN MEMBERKATI
Rabu, 08 Desember 2010
MELIHAT TUHAN Yohanes 20 : 11-18
Yohanes 20:18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Ketika seseorang diliputi gejolak perasaan yang kuat, ia melihat realitas melalui "kacamata emosi". Bila sedang marah, apa pun yang di lakukan orang lain tampak salah. Bila sedang jatuh cinta, apa pun yang ada pada diri sang kekasih tampak berkilau. Bila sedang sedih, semua tampak sendu kelabu.
Maria magdalena pun demikian. Ia sedang di rundung duka. Ia berdiri di dekat kubur Yesus dan menangis. Di sana ia bertemu dengan dua malaikat. Anehnya, reaksi mereka sangat biasa. Saat malaikat itu bertanya, Maria bukan seperti orang tang sedang berbicara dengan malaikat. Ia berkata, "Tuhan ku telah di ambil orang....." (Ay 13). Bahkan Yesus sendiri pun menyapa, "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapa yang engkau cari?" (Ay 15), Maria menjawab tanpa menyadari kehadiran-Nya. Ia menyangka yang menyapa adalah penjaga taman.
Betapa besar pengaruh "kacamata emosi !" Namun, Yesus yang telah bangkit membuka mata Maria dengan menyebut namanya "Maria" (Ay 16). Baru Maria terjaga dari kertepurukan perasaannya dan bersaksi: "Aku telah melihat Tuhan!" (Ay 18).
Apakah kita sedang terpuruk begitu dalam hingga mata kita tertutup oleh "kacamata emosi" dan tidak mampu melihat Tuhan? Yesus rindu menyapa kita, sebagaimana kita ada, dengan nama kita. Bangunlah, lihatlah dengan mata hati yang bening. Apa pun ikatan emosi yang sedang "memenjara" kita, tegarlah, karena Tuhan sudah bangkit. Ia bangkit bagi kita! Hadapilah pergumulan hidup dengan mata hati yang tertujuh kepada Tuhan. Agar seperti Maria, kita pun bisa bersakti bahwa dalam kepedihan sekali pun kita dapat melihat Tuhan.
Tuhan memberkati
Mak Nyuss…!!! 1 Tesalonika 5:12-22
1 Tesalonika 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu
Berikut ini adalah kisah Benny & Mica di kolom kartun Kompas Minggu. Benny dan Mice sedang berada di sebuah warung. Sambil menikmati makanan, mereka terdengar heboh memberikan komentar dan saling menyahut. "Hmm, ini pas asinnya, renyahnya. Hmmm, rasanya Mak Nyus...." Ini membuat tamu yang lain penasaran. Namun saat mereka tau apa yang mereka makan, mereka menjadi marah. Sebab ternyata mereka hanya makan krupusk dan minum es teh manis !!!
Bila di renungkan, bukankah sesunggunya Benny dan Mice menjukkan sikap yang bersyukur ? Jika boleh meminjam slogan iklan, maka seolah-olah mereka berkata, "Apapun makanannya, ucapannya puji Tuhan!" Namun harus di akui banyak orang di lingkungan kita sekarang ini kerap kali mengeluh, tidak pernah merasa puas, dan murang menghargai apa yang sudah di miliki. Kaya materi, tetapi jiwanya miskin.
Rasul Paulus menasehati jemaat di Tesalonika untuk selalu bersukacita, berdoa dan bersyukur. Sebab itulah yang di kehendaki Allah. Mengucap syukur bukan hanya ketika kita menerima berkat, tetapi dalam segala hal, baik dalam kekurangan maupun kelimpahan. Kuncinta adalah menerima dan menikmati apa yang ada, bukan apa yang tidak ada. Dari situ hidup kita akan di penuhi dengan rasa syukur. Mari kita belajar untuk senantiasa mengucap syukur dalam keadaan apa pun, entah baik atau buruk, entah enak atau pun tidak enak dan SELAMAT BERSYUKUR. TUHAN MEMBERKATI
Senin, 06 Desember 2010
BANGKIT, LANJUTKAN HIDUP ANDA
Pernah Anda merasa Tuhan tidak menjawab doa Anda?
Anda telah berdoa sungguh-sungguh, berpuasa, dan menjaga hati agar Tuhan menyelesaikan masalah Anda, tapi apa yang Anda harapkan tidak terjadi, bahkan sebaliknya yang tidak diharapkan yang terjadi dalam kehidupan Anda.
Ada seseorang yang berdoa agar pernikahannya dipulihkan, dia berdoa sungguh-sungguh, tapi yang terjadi kehidupan pernikahannya bertambah buruk bahkan berakhir perceraiaan.
Atau Anda sedang mengalami masa kritis berpacaran, dan berdoa berharap hubungan Anda dan kekasih dipulihkan. Tapi yang terjadi Anda malah ditinggalkan.
Anda memohon agar perusahaan Anda diberkati, tapi justru Anda bangkrut dan perusahaan Anda ditutup.
Anda seolah berkata “Kenapa kau lakukan hal ini dalam hidupku Tuhan? Bukankah aku telah berdoa, memohon dan meminta kepada-Mu? Mengapa justru hal buruk yang terjadi dalam hidupku?”
Satu hal, pada saat Anda mengalami masa-masa sulit, Anda akan menjadi orang yang lebih bijak dalam menyikapi masalah. Yang paling penting adalah Anda harus melanjutkan hidup Anda, dan melepaskan rasa sakit dimasa lalu. Jangan terlalu meratapi masa lalu Anda, sehingga Anda tidak melihat terdapat kesempatan-kesempatan emas lainnya yang menghampiri Anda. Jika sebuah pintu tertutup dan Anda terus-menerus melihat pintu tersebut, maka Anda tidak akan menyadari ada pintu-pintu lain yang sedang dibukakan bagi Anda.
Dan pada saat Anda menjalani hidup dengan sebaik-baiknya dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan, hal-hal baik lainnya akan Tuhan datangkan tepat pada waktunya.
Anda dapat membaca kisah Raja Daud di Alkitab, ketika bayi Daud sakit dan hampr mati, Daud berdoa siang dan malam, tidak mau makan dan minum, tidak mandi dan bercukur, tidak menghadiri pertemuan apapun. Daud tidak melakukan apa-apa selain berdoa memohon kepada Tuhan agar anaknya disembuhkan. Tapi apa yang terjadi? Anaknya tetap mati.
Anda mungkin berpikir setelah mengetahui anaknya mati, Daud akan kecewa dan pahit hati kepada Tuhan. Tapi yang dilakukan Daud ketika mengetahui anaknya mati, dia justru langsung mencuci wajahnya dan mengenakan pakaian baru dan melanjutkan kehidupannya.
Jadi ketika hal-hal terjadi diluar keinginan Anda, jangan menjadi pahit hati, jangan mempertanyakan Tuhan. Belajarlah seperti yang dilakukan Daud, cuci wajah Anda dan lanjutkan kehidupan Anda. Bersiaplah untuk hal-hal baru yang telah Tuhan siapkan untuk Anda.
Gbu all.
UANG SERIBU DAN UANG SERATUS RIBU
Semoga cerita ini bisa membuka mata hati kita..
SMILE..!!
GOD LOVE YOU ALL..!!
Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke.
Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik.Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda.
Uang seratus ribu berkata pada uang seribu :"Ya, ampiiiuunnnn........... darimana saja kamu, kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan...... bau! Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI,kita sama-sama keren kan ..... Ada apa denganmu?" Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata :"Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur,saya beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuhdengan darah dan taik ayam. Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong tukang nasi uduk, dari sana saya hijrah ke 'baluang' (pren : tau kan baluang...?) Inang-inang. Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal, lusuh,karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas......."
Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.: "Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm... dompetnya harum sekali. Setelah dari sana , aku lalu berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil mewah,di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis. Pokoknya aku selalu berada ditempat yang bagus. Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu. Dan...... aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu."
Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya :"Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang nyaman.Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga daripada kamu!"
"Apa itu?" uang seratus ribu penasaran. "Aku sering bertemu teman-temanku di kantong2 persembahan di gereja atau di tempat-tempat sumbangan lainnya. Setiap minggu aku mampir di tempat-tempat itu tapi Jarang banget tuh aku melihat kamu disana....."
Sumber : Gabrielle Sabrina
Children Movement Community (ABC Movement)
Minggu, 05 Desember 2010
JEBAKKAN KENYAMANAN ( Yesaya 6 : 1 - 4 )
Yesaya 6:1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
Alexander Solzhenitsyn, seorang kritiani Rusia, pernah di buang di kamp pekerja Soviet. Di situ ia di siksa. Disuruh bekerja bagai kuda. Anehnya, setelah ia keluar ia malah mensyukuri masa-masa itu. "Disitu saya mendapat pengalaman berharga, "katanya. "Sebelum menghadapi bahaya dan kesusahan, jebakkan kenyamanan membuat saya malas bertumbuh. Di kamp itu, baru saya sadari, betapa pentingnya mengandalkan Tuhan. Hidup keras dan sulit justru membuat iman saya bertumbuh.
Nabi Yesaya mendapat panggilan Tuhan "dalam tahun metinya Raja Uzia" Siapakah Uzia? Dia adalah Raja terbaik zaman Raja Salomo. Ia berhasil membuat rakyat merasa aman dan nyaman di bawah pemerintahannya. Ia menciptakan kemakmuran. Sisi buruknya, rakyat menjadi sangat bergantung padanya. Jebakkan kenyamanan membuat mereka kurang bergantung pada Tuhan. Kini sang Raja telah wafat. Yang diandalkan lenyap. Padalah musuh (bangsa Asyur) sudah semakin dekat. Pada saat itulah Tuhan menyatakan diri kepada Yesaya. Tuhan ingin menyadarkan umat-Nya bahwa di atas Raja dunia masih ada Raja alam semesta. Ketika Raja dunia sudah tidak bisa diandalkan, mereka perlu bergantung pada Raja Surgawi.
Tanpa sadar, kita pun bisa terjebak dalam kenyamanan hidup. "Raja Uzia" kita bisa berbentuk harta, asuransi, suami, istri, anak, kepandaian, atau karier. Itu memang perlu, tetapi itu semua hanya menciptakan rasa aman yang semu. Maka, jangan jadikan hal-hal itu sebagai andalan. Bergantunglah hanya pada Tuhan, supaya jika segala yang semu itu lenyap, kita tidak sampai kehilangan pegangan yaitu Raja diatas segala Raja.
Tuhan memberkati
Sabtu, 04 Desember 2010
MUJIZAT PERNIKAHAN HARMONIS
Nats: Efesus 5:22-25
(Pdt. Dr. Sewie Elia Huang)
Alkitab dimulai dengan hidup nikah anak manusia dan diakhiri juga dengan pernikahan gereja Tuhan dengan Kristus merupakan suatu kiasan pernikahan kudus.
Tetapi karena Adam dan Hawa berbuat dosa karena tidak taat kepada perintah Tuhan, maka membawa akibat kepada keluarga dan keturunannya. Di dalam keluarganya terjadi ketidak harmonisan, antara Kain dan Habil. Kain membunuh Habil, dan seterusnya keluarga mereka tidak harmonis (Kejadian 1-3).
Kalau kita melihat seperti Amsal 3:16-18; Mazmur 133; Yesaya 29:11, maka jelas adalah kehendak Tuhan supaya hidup kita sekeluarga berbahagia, bahkan penuh segala kebahagiaan.
Tetapi Allah penuh kasih memberikan jalan keluar kepada umat manusia ciptaannya hendak memberikan pemulihan kepada setiap keluarga yaitu melalui YESUS KRISTUS.
A. Undang Yesus Kristus dalam Pernikahan Air Anggur Yang Tetap Manis (Yohanes 2:1-11)
Satu keluarga di kota Kana mengundang Yesus dalam pesta pernikahan (Yoh 2:1-11).
Umumnya pesta pernikahan dipersiapkan dengan matang, tetapi namanya manusia terbatas, saat pesta berlangsung kehabisan air anggur, seharusnya keluarga menjadi malu kepada tamu-tamu. Tetapi itu tidak terjadi, karena mengundang Tuhan Yesus Kristus dalam pesta pernikahan mereka. Ada Yesus ada mujizat dan ada kemanisan. Jadi air anggur tetap manis, bahkan tetap enak. Mewujudkan mengundang Tuhan Yesus adalah dengan mengadakan medsbah keluarga dimulai sejak awal pernikahan. Dan jadikan ini kebiasaan yang baik dan gaya hidup keluarga. Keluarga baru yang memulai dengan mengundang Tuhan Yesus, selalu ada kemanisan anggur yang baru. Tidak ada kebosanan dan selalu ada kebersamaan dan kerukunan sampai kakek nenek. Kehidupan medsbah keluarga di sini adalah persekutuan suami istri dari sejak menerima pemberkatan nikah dan dilakukan senantiasa tanpa putus-putusnya, sampai anak cucu. Medsbah keluarga terdiri dari kehidupan doa penyembahan, pujian syukur, doa syafaat dan perenungan serta memperkatakan Firman Tuhan. Idealnya memulai medsbah kelurga sebelum menjalani hari-hari kehidupan, memberikan yang sulung setiap hari kepada Tuhan.
B. Kodrat Kebutuhan Psychologis Laki-laki dan Perempuan (Efesus 5:22-25; Kolose 3:18-19)
Rasul Paulus menjelaskan mengenai keluarga yang harmonis, dengan memperhatikan kodrat kebutuhan laki-laki dan perempuan berbeda.
Rasul Paulus berkata tentang Suami adalah kepala keluarga dimana istri harus tunduk yang berarti menghormati dan menghargai suami, menunjukkan kebutuhan dasar dan kodrat kebutuhan suami adalah untuk dihormati dan dihargai.
Rasul Paulus berkata tentang Istri adalah tubuh dari suami di mana istri harus dikasihi, ini menunjukkan kebutuhan dasar dan kodrat kebutuhan istri adalah untuk dikasihi, diperhatikan dan disayangi.
Kalau kodrat kebutuhan dasariah suami istri ini diperhatikan, maka akan terwujud keluarga yang harmonis. Dengan terwujudnya keluarga yang harmonis, maka ada kerukunan, di sanalah Tuhan memerintahkan berkat kehidupan selanma-lamanya (Mazmur 133). Kalau Tuhan sudah memerintahkan berkat, maka ini adalah otoritas Tuhan. Tuhan tetap memberkati dan mengangkat tinggi. Sekalipun ada yang iri dengki berusaha hendak menggangu, merusak, menghancurkan dan menggeser keluarga ini, baik pribadi, keluarga, usaha dan pekerjaannya, Tuhan jadi Pembela dan tetap akan mencurahkan berkat berlimpah, tidak ada seorangpun mampu untuk menghambat berkat Tuhan ini.
Suami sebagai kepala, berarti pemberi keputusan dalam keluarga, kesetiaan, mengayomi dan memperhatikan dengan penuh tanggung jawab. Tetapi suami perlu memperhatikan dengan menjadi kepala bukan berarti boleh bertindak sewenang-wenang memberi keputusan tanpa melibatkan istri, demikian juga sebaliknya, karena ia mempunyai kepala di atas yaitu Tuhan Yesus Kristus kepala jemaat. Istri diciptakan sebagai pendamping (kata yang tepat sesuai bahasa asli adalah pendamping bukan penolong, Kejadian 2:18), sebagai pendamping menunjukkan selalu bersama-sama di dalam menjalani hidup baik susah maupun senang, pendapat istri selalu harus mau di dengar dan dipertimbangkan. Keputusan suami harus selalu Firman Tuhan dengan demikian telah mewujudkan Tuhan Yesus Kristus adalah Kepala dalam keluarga seutuhnya yang merupakan kelompok kecil dalam jemaat. Istri tidak diijinkan mengambil keputusan dan melakukan sesuatu tanpa sepengetahuan suami. Firman Tuhan berkata suami istri menjadi satu dan keduanya telanjang (Kejadian 2:24-25), menunjukkan adanya keterbukaan antara suami dan istri, tidak ada yang disembunyikan, suami atau istri tidak mengetahui, tidak ada sakit hati, kepahitan, kebencian, sehingga menimbulkan kecurigaan, saling mendiamkan. Ini menghalangi Tuhan menjawab doa dan memberkati (1 Petrus 3:1-7). Selalu ada saling pengertian, mengalah, kesabaran dan saling mengampuni, maka akan terwujud kebersamaan.
Kesimpulan
Kalau mau keluarga kita ada kehidupan Tuhan, maka undang Yesus senantiasa, dan bangun medsbah doa sejak awal pernikahan, jangan kalau sudah punya anak, nanti sudah sibuk dan untuk membangun kebiasaan doa bersama menjadi sulit. Mengambil keputusan sesuai dengan Firman Tuhan (Mazmur 119:105). Ada Yesus ada mujizat. Ada Yesus ada kasih mesra, ada Yesus ada anggur yang selalu baru. PUJI TUHAN.
Sumber - http://www.gpps.or.id/artikel-35-mujizat-pernikahan-harmonis.html
SEPASANG SEPADAN
SEPASANG SEPADAN
(Dari Tidak Baik Menjadi Baik)
(Bukan dari Tidak Baik Menjadi Semakin Buruk)
Nats: Kejadian 2:9
(Pdt. Dr. Sewie Elia Huang)
Kejadian 2:9 = Tidak baik kalau manusia itu seorang diri, maka aku menjadikan penolong baginya.
- Kata "penolong", sebenarnya lebih tepat adalah "pendamping"
- Tuhan sendiri berkata: "Tidak baik kalau manusia seorang diri�". Memang manusia itu mahluk social yang tidak bias hidup sendiri. Ia membutuhkan teman untuk berkomunikasi. Jadi umumnya mereka yang hidup sendirian dan mengasingkan diri, pasti akan membawa pengaruh bagi kejiwaannya. Umumnya akan mengalami masalah kejiwaan.
- Jadi adalah sangat ironis sekali kalau seseorang mendapat pasangan, tetapi semakin terpuruk dan ribut melulu.
- Tentunya Tuhan menghendaki pendamping di sini, menjadi pandamping yang saling melengkapi dan hidup di dalam kebersamaan.
- Sepadan berarti duduk samap rendah berdiri sama tinggi, tidak ada perbedaan.
- Kehendak Tuhan mendapat pasangan yang sepadan, sehingga dari tidak baik menjadi baik.
SEPASANG YANG BERBEDA
Sepasang sejoli untuk hidup bersama adalah sesuatu yang perlu digumulkan. Coba lihat sepasang anak manusia yang dibentuk dalam proses banyak tahun yang berbeda, akan membawa pribadi yang kental dengan karakter dan budaya masing-masing. Dan dalam pertemuan beberapa tahun pacaran, dan akan memasukki pernikahan tentunya harus bias menyatukan dua pribadi yang berbeda. SEbab itu ada pameo yang berkata untuk orang yang berpacaran: "Waktu pacaran buka mata lebar-lebar dan masuk pernikahan tutup mata alias merem"
Jadi setelah menikah harus menerima pasangannya apa adanya, jangan mengeluarkan kata-kata penyesalan.
Karena pernikahan Kristen menyatukan kedua pribadi yang berbeda. Dan apa yang telah dipersatukan, tidak dapat diceraikan. Allah membenci perceraian, kata membenci di sini bukan menunjukkan karakter yang buruk dari Allah, melainkan menunjukkan yang sangat tidak disukai oleh Allah.
DASAR PENYATUAN PERBEDAAN
- Kristus telah menyerahkan diri-Nya (efesus 5:26), menunjukkan pengorbanan diri-Nya yang di dasarkan KASIH.
- Perwujudan Kasih diajarkan dengan gamblang oleh Rasul Paulus di dalam 1 Korintus untuk hidup pasangan sejoli:
1 Korintus 13:4-8= 13:4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13:5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
13:8 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
Dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Kasih itu sabar; sabar mau mengalah, kalau satu marah yang lainnya bisa mengalah, jangan tambah diukasih bensin tambah 'murup' � menyala.
2. kasih itu murah hati; menunjukkan sikap yang penuh pengampunan, suka memberi dan hati yang tepo seliro.
3. ia tidak cemburu: bukan pencemburu, suka curiga.
4. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong: menyombongkan statusnya, latar belakangnya; kekayaannya.
5. Ia tidak melakukan yang tidak sopan: tidak menempeleng, meludah, menghina, melecehkan.
6. dan tidak mencari keuntungan diri sendiri: egois.
7. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain: pendendam.
8. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
9. Ia menutupi segala sesuatu: tidak menjelekkan pasangannya di luar.
10. percaya segala sesuatu: tidak saling curiga.
11. mengharapkan segala sesuatu: tidak mudah putus asa, berharap masa depan yang baik, berharap kepada Tuhan.
12. sabar menanggung segala sesuatu: tahan banting, tidak mudah kecewa. Putus asa.
13. Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap: Kasih itu kekal tidak akan habis, tidak akan dapat dikalahkan. Tidak akan bisa dihancurkan.
KOMITMEN KESEPAKATAN (Matius 18:18-22)
18:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.
18:19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
18:20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."
18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
- Di sini menunjukkan betapa besar pengaruh kesepakatan
- Kesepakatan doa kemungkinan besar akan dikabulkan
- Ikatan di dunia akan membawa pengaruh ke alam roh
- Kelepasan di dunia akan membawa pengaruh ke alam roh.
- Kesepakatan ini akan membawa dampak kalau memiliki hati bersih, tidak menyimpan dendam sakit hati, melainkan ada hati yang mengampuni.
PERAN SUAMI ISTRI
- Tuhan sudah tetapkan Suami sebagai kepala. Apa jadinya kalau istri jadi kepala juga.
- Suami sebagai kepala bukan kemudian bol;eh sewenang-wenang, ia harus menyadari bahwa istrinya adalah pendamping yang harus juga didengar pendapat dan pandangannya.
- Istri diciptakan untuk mendampingi
PERHATIAN TERHADAP KEBUTUHAN DASAR PSYOCHOLOGIS
- Dari sononya secara kodrat kebutuhan dasar suami istri berbeda
- Suami sebagai kepala, maka kebutuhan dasarnya adalah dihormati dan dihargai dalam situasi apapun. Sebagai Kepala Keluarga yang mengambil keputusan di dalam Rum,ah Tangga. Tetapi harus sadar bahwa ada Kepala di atasnya lagi yaitu Kristus, jadi tidak boleh mengambil keputusan sewenang-wenang. Harus sesuai dengan rambu-rambu yang ditetapkan Tuhan yaitu Firman Tuhan. Demikian juga sebelum mengambil keputusan harus dibicarakan juga dengan istri sebagai pendamping. Pendapat istri harus tetap bersumber dari Firman Tuhan.
- Istri sebagai tubuh dari Suami, maka kebutuhan dasarnya adalah untuk dikasihi, diperhatikan dan disayangi. Sebagai istri yang perlu diperhatikan dan dikasihi, maka juga tidak boleh sewenang-wenang dengan tuntutan yang tinggi di dalam kehidupan Rumah Tangga. 1 Petrus 3, menunjukkan agar istri jangan berhias dengan perhiasan yang indah2, melainkan mengenakan perhiasan manusia batiniah, yaitu kelakuan yang baik terhadap suaminya; supaya suami yang belum bertobat bisa melihat kelakuan istrinya yang baik, menjadi tersentuh dan bertobat.
KESIMPULAN
Dengan adanya sepasang yang sepadan, maka mewujudkan keluarga yang bahagia dan harmonis.
Sumber - http://www.gpps.or.id/artikel-34-sepasang-sepadan.html
William Carey
Seorang misionaris Baptis asal Inggris yang melayani di India, lahir di Inggris tahun 1761. Menjadi pendeta sebelum terjun ke ladang misi, selama 41 tahun ia aktif melayani Tuhan di India, termasuk menerjemahkan Alkitab.
"Seorang pembuat sepatu yang menjadi sarjana, ahli bahasa, dan misionaris melalui latihan yang Tuhan berikan." William Carey adalah salah seorang kepercayaan Tuhan dalam sejarah penginjilan! Salah seorang penulis biografinya, F. Dealville Walker, menuliskan: "Dengan sedikit orang yang sezaman dengannya, ia hampir sendirian dalam berusaha untuk menaklukkan sikap acuh tak acuh dan permusuhan yang paling sering terjadi dalam usaha-usaha penginjilan; Carey menyusun rencana untuk kegiatan misi dan mencetak "Enquiry", bukunya; dia memengaruhi orang-orang yang takut dan ragu-ragu dalam mengambil langkah untuk menginjili dunia." Penulis biografi lain menulis, "Karena dia memberikan seluruh hidupnya, tidaklah berlebihan bila dia disebut sebagai misionaris Kristen yang terbesar dan mumpuni yang ada di zaman modern."
Carey lahir di sebuah pondok kecil yang atapnya terbuat dari ilalang di Paulerspury, sebuah desa di Northamptonshire, Inggris, pada 17 Agustus 1761 dari keluarga penenun. Saat berusia delapan belas tahun, ia meninggalkan Gereja Inggris (Church of England) untuk "mengikut Kristus" dan "mengikut Dia serta meninggalkan segalanya dan menanggung derita-Nya". Awalnya, ia bergabung dengan gereja Congregational di Hackleton di mana dia belajar dan bekerja membuat sepatu. Di sana pula ia menikah; pada tahun 1781. Di Hackleton, ia mulai berjalan sejauh lima mil ke Olney untuk lebih mendalami kebenaran iman. Olney merupakan benteng Particular Baptists, sebuah kelompok di mana Carey banyak menghabiskan waktunya setelah dibaptis pada 5 Oktober 1783. Dua tahun kemudian, dia pindah ke Moulton untuk menjadi kepala sekolah dan setahun kemudian menjadi pendeta Baptis jemaat kecil di sana.
Di Moultonlah Carey mendapat panggilan misi. Dalam kata-katanya sendiri, dia mengatakan, "Perhatianku pada misi pertama kali muncul setelah aku berada di Moulton, saat membaca buku `The Last Voyage of Captain Cook`." Bagi banyak orang, Jurnal Cook adalah kisah petualangan yang mendebarkan, tetapi bagi Carey cerita itu justru menyingkapkan kebutuhan manusia! Kemudian, dia mulai membaca setiap buku yang berhubungan dengan masalah itu. (Hal ini bersamaan dengan pelajaran bahasa yang ditekuninya -- saat berusia 21 tahun, Carey sudah menguasai bahasa Latin, Yunani, Ibrani dan Italia, dan sedang belajar bahasa Belanda dan Perancis. Ada seseorang yang menyebut pondok tempatnya membuat sepatu itu sebagai "Carey`s College", karena saat membuat sepatu sambil berkhotbah, dia tidak pernah duduk di bangku tanpa ada beberapa buku di depannya.
Semakin banyak yang dia baca dan pelajari, dia semakin yakin bahwa "orang-orang di dunia ini memerlukan Kristus". Dia membaca, mencatat, membuat bola dunia dari kulit, dan suatu hari, dalam ketenangan di bengkel sepatunya -- tidak pada beberapa konferensi misi yang penuh antusias -- Carey mendengar panggilan: "Bahwa sudah menjadi kewajiban semua orang untuk percaya kepada Injil ..., maka menjadi tugas mereka yang percaya Injil untuk berusaha supaya Injil dikenal oleh semua bangsa." Dan Carey dengan menangis menjawab, "Ini aku; utuslah aku!"
Berserah diri adalah satu hal, meraih sasaran adalah hal yang berbeda. Tidak ada masyarakat misi dan tidak ada minat yang sungguh-sungguh terhadap misi. Saat Carey mengemukakan masalah ini untuk didiskusikan di suatu pertemuan dengan para pelayan -- "Tidak peduli apakah perintah yang diberikan kepada para rasul untuk mengajar semua bangsa adalah suatu keharusan pada pelayanan yang sukses sampai akhir zaman, janji penyertaan Tuhan pada perintah-Nya itu sama pentingnya dalam menentukan kesuksesan pelayanan." -- Dr. Ryland menyahut, "Anak muda, duduklah. Bila Allah berkenan untuk mempertobatkan penyembah berhala, Ia akan melakukannya tanpa bantuanmu ataupun bantuanku." Lebih lanjut, Andrew Filler mengatakan perasaannya menyerupai pemimpin Israel yang tidak percaya kepada Tuhan, yang berkata, "Jika Allah mau membuat jendela di surga, kiranya terjadilah!"
Tetapi Carey pantang mundur. Dia kemudian berkata tentang pelayanannya, "Aku bisa bekerja keras!" Dan dia adalah seorang pria yang "selalu dengan teguh menekankan untuk tidak pernah menyerah pada sesuatu atau pada hal-hal kecil apa pun". Ini telah dicamkan dalam pikirannya sampai ia mendapatkan pengetahuan yang jelas tentang apa yang ia pelajari.
Maka Carey menulis bukunya yang terkenal, "Enquiry Into the Obligations of the Christians to Use Means for the Conversion of the Heathen". Dalam karya besarnya di bidang misi ini, Carey menjawab bantahan-bantahan, meneliti sejarah misi dari zaman apostolik, meneliti dunia secara keseluruhan, yaitu negara-negara, ukuran, jumlah penduduk dan agama, dan menggeluti penerapan praktis bagaimana menjangkau dunia untuk Kristus!
Kemudian dia memohon dan berjuang dengan susah payah. Namun, dia pantang menyerah. Dia berkhotbah -- khususnya pada zamannya -- dan dia berpesan, "Mengharapkan hal-hal besar dari Tuhan. Mengusahakan hal-hal besar untuk Tuhan." Pesan yang dikhotbahkan di Nottingham pada 30 Mei 1792 dan pelayanan misi Carey yang lainnya menghasilkan Baptist Missionary Society (Masyarakat Misionaris Baptis), yang dibentuk pada musim gugur di Kettering pada 2 Oktober 1792. Pendaftaran dimulai, dan ironisnya, Carey tidak dapat menyumbangkan uang sedikit pun selain hasil dari keuntungan penjualan bukunya, The Enquiry.
Tahun 1793, Carey pergi ke India. Awalnya, istrinya menolak untuk ikut bersamanya sehingga mau tak mau Carey berangkat sendiri, namun setelah dua kali kembali dari galangan kapal untuk membujuk istrinya lagi, Dorothy dan anak-anaknya akhirnya mau menemaninya. Mereka bersama dengan Dr. Thomas sampai di ujung Hooghly di India pada November 1793. Mereka menjalani tahun-tahun keputusasaan (selama tujuh tahun tak ada satu pun orang India yang bertobat), hutang, penyakit, keadaan yang memperburuk pikiran istrinya, dan kematian. Namun atas anugerah Tuhan dan dengan kekuatan firman Tuhan, Carey tetap berjalan dan berjuang untuk Kristus!
Carey meninggal pada usia ke-73 (1834). Sebelumnya dia telah melihat Alkitab diterjemahkan dan dicetak dalam empat puluh bahasa, dia telah menjadi profesor di suatu sekolah tinggi, dan telah mendirikan sekolah tinggi di Serampore. Dia telah melihat India membuka pintunya untuk misi, dia telah melihat diberlakukannya larangan hukuman sati (membakar jendela pada saat upacara pembakaran mayat suami yang meninggal), dan dia telah melihat pertobatan untuk Kristus.
Di tempat tidur di mana dia meninggal, Carey berpesan kepada teman misinya, "Dr. Duff! Engkau telah berbicara tentang Dr. Carey; saat saya pergi, jangan katakan apa pun tentang Dr. Carey tapi katakan tentang Allah Dr. Carey." Perintah itu merupakan simbol dari Carey, yang oleh banyak orang dianggap sebagai seorang "tokoh yang unik, melebihi orang-orang pada zamannya dan pendahulunya" dalam pelayanan misi. (t/Ratri)
Sumber - http://biokristi.sabda.org/william_carey
William Booth
William Booth lahir di Nottingham, Inggris, pada tanggal 10 April 1829. Saat berusia tiga belas tahun, ekonomi keluarganya betul-betul hancur berantakan, sehingga Booth yang semula mendapatkan pendidikan yang sangat berkualitas akhirnya harus meninggalkan bangku sekolah dan bekerja di rumah gadai. Di sana ia melihat jurang yang begitu dalam antara yang kaya dan yang miskin. Hal ini membuat dia bertekad untuk memerbaiki nasib rakyat kecil yang tertindas. Baru setahun Booth bekerja, ayahnya meninggal dunia dan hal ini membuat jiwanya sangat terpukul. Tetapi justru hal ini pula yang membuat ia mulai memikirkan kehidupan setelah kematian. Setelah dibimbing oleh salah seorang sepupunya yang cinta Tuhan, kerohaniannya semakin bertumbuh.
Sejak mengalami pembaharuan hidup pada usianya yang ke-15, Booth mengasingkan diri dari kehidupan dunia dan bertekad, "Bila saya mau berbakti pada Tuhan, saya harus berbakti dengan segenap hati."
Pada usia tujuh belas tahun, Booth bersama seorang temannya yang bernama Samson mulai mengabarkan Injil pada orang-orang miskin dan berpakaian compang-camping di Nottingham. Mereka membawa orang-orang tersebut ke gereja dan duduk di kursi terdepan. Akan tetapi, ternyata Booth belum terlalu serius dengan pelayanannya. Menanggapi hal ini, salah seorang temannya menegur Booth, "Kepasifanmu adalah tanda mementingkan diri sendiri yang membuatmu takut dan menahanmu bersaksi bagi Kristus." Teguran tersebut menjadi pelajaran bagi Booth. Selanjutnya dia berusaha mengalahkan kegugupannya dan mulai bisa memimpin pujian dan berkhotbah dengan berdiri di atas sebuah kursi.
Pada usia dua puluh tahun, Booth pergi ke London. Karena tidak mendapat pekerjaan lain, terpaksa dia tetap bekerja di pegadaian sambil berkhotbah. Melihat talenta pelayannya, seorang pengusaha bernama E.J. Rabbits menyarankan agar Booth melayani Tuhan sepenuh waktu dan dia akan menanggung biaya hidupnya selama tiga bulan. Ternyata pengusaha ini bukan hanya membantunya dalam hal pelayanan. Secara tidak sengaja, melalui pengusaha tersebut jugalah Booth berkenalan dengan seorang gadis bernama Catherine Mumford yang kemudian dinikahinya pada 16 Juni 1855 di London. Upacara pernikahan mereka sangat sederhana dan bertolak belakang dengan kebiasaan pada waktu itu. Pernikahan mereka sungguh-sungguh mencerminkan kesederhanaan seorang pengikut Kristus yang sejati. Pernikahan dirayakan tanpa bunga, tanpa musik, tanpa tamu, melainkan hanya mempelai pria dan wanita serta seorang pendeta yang memberkati dan dua orang saksi.
Pelayanan selanjutnya semakin berkembang sekalipun mereka berasal dari dua karakter yang berbeda, Booth yang keras dan Catherine yang lembut dan baik. Bahkan kehidupan mereka pun dijalani dengan baik. Banyak orang menganggap pelayanan suami istri baru ini sebagai pelayanan yang mengagumkan karena keduanya mampu memberikan kasih bagi mereka yang miskin dan terlantar. Namun, pihak gereja memperlakukan mereka secara tidak adil karena tidak suka dengan pola pelayanan Booth dan khotbah-khotbahnya yang selalu mencela gereja yang tidak peduli dengan kemiskinan jemaatnya.
Perlakuan tidak adil dinyatakan dalam bentuk pembatasan terhadap pelayanan Booth dan istrinya. Mereka tidak dapat menerima perlakuan ini. Dengan berat hati, mereka pindah ke Gereja Persekutuan Baru Metodis. Di sana mereka melayani selama sembilan tahun, dan pada tahun 1861 ketika diadakan konferensi tahunan gereja, mereka menyatakan keluar dari gereja dan memulai pelayanan sendiri sehingga lebih bebas. Tuhan terus membukakan pelayanan yang baru bagi mereka. Dengan usaha dan dana sendiri, mereka memasuki daerah-daerah pelayanan yang rawan. Dengan keberanian dan penyerahan penuh, mereka memasuki tempat-tempat kumuh. Mereka tetap tidak mundur sekalipun dicemooh. Bagi mereka berdua, yang paling utama adalah menyatakan kasih Kristus pada orang-orang terlantar, sekalipun risikonya sangat besar.
Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak orang yang mengikuti pelayanan mereka. Hal ini juga yang membuat mereka harus memunyai tempat ibadah yang tetap. Namun mereka tidak memiliki kemampuan dalam hal dana. Akhirnya mereka hanya menyediakan sebuah tenda sederhana di mana jemaat-jemaat bisa berkumpul untuk belajar firman Tuhan. Namun tenda hanya bertahan dua bulan karena diterpa angin kencang. Booth tidak habis akal. Sekalipun tenda hancur, namun ibadah harus tetap berjalan. Itulah sebabnya Booth dengan gigih berusaha untuk dapat mengadakan ibadah dengan menggunakan gedung sandiwara, toko, bahkan di samping kandang binatang. Memang merupakan hal yang sangat memprihatinkan, namun justru pelayanan mereka bisa semakin berkembang.
Setelah semakin berkembang, Booth mendirikan lembaga pelayanan untuk London Timur yang diberi nama The East London Christian Missionary. Lembaga ini sangat memerhatikan nasib para pekerja yang berpenghasilan rendah, sehingga selain menyebarkan Alkitab, traktat, dan buku, Booth juga mendirikan bank tabungan untuk dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Lembaga ini kemudian berkembang dengan pesat dan memungkinkan mereka untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti kebaktian wanita, sekolah minggu, sekolah Alkitab, dan sekolah sore untuk mengajar orang-orang miskin di London Timur agar dapat membaca dan menulis. Di samping itu, lembaga ini juga menerbitkan majalah, yaitu The East London Evangelist sebagai media informasi dan komunikasi. Melihat semakin berkembangnya pelayanan lembaga ini, Booth mengganti nama lembaganya menjadi The Christian Mission. Penggantian nama ini memunyai tujuan agar pelayanan mereka bukan hanya difokuskan ke London Timur, melainkan ke seluruh dunia.
Wujud dari perkembangan pelayanan yang hanya dimulai dari sebuah tenda, melahirkan sebuah gerakan besar dalam kekristenan, yaitu Bala Keselamatan (The Salvation Army), yang bertujuan menyampaikan Injil dalam kata dan perbuatan kepada semua orang, khususnya mereka yang miskin dan terabaikan. Hal ini dilatarbelakangi oleh jiwa "altruis" sejati dalam diri Booth, yaitu orang yang memerjuangkan hidup orang lain lebih daripada dirinya sendiri. Booth melihat bahwa Injil memiliki segi sosial, sehingga gerakannya ditujukan untuk mengangkat orang miskin dan tertindas. Gerakan ini dibentuk menurut model tentara Inggris yang memakai seragam dengan tanda kepangkatan bagi pejabatnya, untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pasukan militer yang siap memerangi kuasa kegelapan di bumi ini. Bendera pasukan ditetapkan berwarna merah, biru, dan kuning. Merah melambangkan darah Tuhan, biru melambangkan kesucian, dan kuning melambangkan api Roh Kudus.
Tahun 1890, dengan dibantu sahabatnya, Booth berhasil menulis buku berjudul "In The Darkness England and The Way Out". Buku ini menceritakan ketimpangan-ketimpangan ekonomi dan nilai-nilai moral, serta mengusulkan perbaikan-perbaikan dengan menyediakan sarana penampungan bagi para wanita tunasusila. Ia juga mengusulkan penyediaan fasilitas pendidikan bagi para gadis sehingga mereka tidak menjadi wanita tunasusila. Demikian juga perbaikan nasib untuk para buruh pabrik dan perkebunan. Penerbitan buku ini ternyata berdampak besar.
Dalam waktu relatif singkat, lembaga yang didirikan Booth mendapat sumbangan sebesar 120.000 poundsterling yang kemudian digunakan untuk mewujudkan saran-saran seperti yang dia tuliskan dalam bukunya. Iblis tidak tinggal diam dengan apa yang mereka lakukan dan mulai menghasut banyak orang untuk menyerang mereka. Pernah ada pemilik kedai minuman keras yang berusaha menyuap supaya gerakan mereka yang merugikan dirinya dipindahkan ke tempat lain, namun ditolak. Ada pula walikota pemilik pabrik minuman keras yang menyuruh para bandit di pasar, menyerang tim Bala Keselamatan dengan sebelumnya menyuap para polisi dan hakim supaya gereja diam saja. Namun aktivitas tim tetap berjalan. Bahkan akhirnya, tim Bala Keselamatan mendapat dukungan dari parlemen Inggris dan masyarakat, sehingga aktivitas mereka semakin meluas bahkan sampai ke luar negeri.
Tanggal 4 Oktober 1890, Catherine, istri Booth, meninggal dunia. Kesedihan tidak membuatnya berhenti berjuang dalam pelayanannya, dia terus melayani Tuhan dengan gigih hingga tanggal 12 Agustus 1912 Booth kembali ke pangkuan Bapa di surga dengan sukacita dalam usia 83 tahun. Sepeninggalnya, dalam waktu yang tidak terlalu lama, gerakan Bala Keselamatan sudah tersebar ke seluruh dunia dengan misi dalam bidang sosial, pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Pelayanan Booth sangat diberkati dan menjadi monumental, baik gereja maupun panti-panti asuhan yang didirikannya, termasuk di Indonesia.
Sumber - http://biokristi.sabda.org/william_booth_1829_1912
Vengal Chakkarai
Vengal Chakkarai adalah salah seorang teolog yang cukup terkenal dari India. Ia dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga yang beragama Hindu. Oleh karena itu, ia memunyai pengetahuan yang luas dan mendalam tentang agama Hindu.
Kemudian ia bertobat menjadi Kristen. Chakkarai tidak pernah menduduki suatu jabatan apa pun dalam gereja. Ia tetap sebagai seorang awam, tetapi memunyai pengetahuan yang luas dalam teologi, sama seperti Bapa Gereja Tertulianus di Afrika Utara. Sama seperti Tertulianus pula, Chakkarai adalah seorang ahli hukum. Untuk menambah pengetahuan teologinya, ia belajar di Christian College, Madras, di bawah bimbingan Dr. W. Miller.
Chakkarai meninggalkan bidang hukumnya dan bekerja sebagai redaktur sebuah majalah yang bernama "The Christian Patriot" (Pahlawan Kristen). Lewat majalah ini, ia menuangkan pandangan-pandangan teologianya. Tulisan-tulisannya kemudian dibukukan dan terbit dengan judul "Jesus the Avatar" (Yesus, Awatara), 1930 dan "The Cross and Indian Thought" (Salib dan Pikiran-Pikiran India), 1932.
Sama seperti Appasamy, Chakkarai memunyai semangat untuk meng-India-kan kekristenan. Ia berusaha untuk memikirkan kekristenan dalam konsep-konsep India. Ia yakin bahwa Allah telah berbicara dengan berbagai macam cara pada waktu yang berbeda-beda melalui nabi-nabinya, resi-resi kepada manusia. Allah telah menyatakan kehendak-Nya yang kudus kepada manusia di sini sedikit dan di sana sedikit. Allah tidak pernah membiarkan diri-Nya tanpa seorang saksi yang menyampaikan kehendak-Nya kepada manusia. Di India terdapat suatu garis kesadaran nabiah sejak zaman Reg Weda hingga zaman Kabir, Nahak, Chaitanya, dan Keshub Chander Sen. Mereka itu diutus oleh Allah kepada orang India untuk menyatakan kehendak Allah.
Selanjutnya Chakkarai menarik kesimpulan bahwa agama Hindu merupakan bentuk latar belakang bagi agama Kristen di India. Jikalau bagi orang Israel, Yudaisme (Perjanjian Lama) merupakan latar belakang untuk agama Kristen, maka demikianlah juga agama Hindu bagi orang India. Dengan demikian, Perjanjian Lama tidak memunyai arti bagi orang Kristen India. Bagi orang Kristen India, kedudukan Perjanjian Lama diganti oleh agama Hindu. Jika kita mau mengerti dengan tepat akan Yesus Kristus, haruslah menjelaskannya melalui agama Hindu dan Perjanjian Baru saja. Agama Kristen dipandangnya sebagai pemenuhan dari agama Hindu. Agama Hindu dipandang sebagai suatu "preparatio evangelica".
Kemudian Chakkarai mengutarakan pendapatnya bahwa sekalipun agama Kristen merupakan pemenuhan agama Hindu, namun tidaklah berarti bahwa agama Hindu kurang sempurna, rendah, dan palsu. Agama Hindu sendiri dapat menjawab permasalahan-permasalahan orang India dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang India. Jikalau demikian, apa sebabnya Injil diberitakan lagi kepada orang Hindu? Jawaban Chakkarai ialah, kita memberitakan Injil dan menobatkan orang Hindu kepada agama Kristen bukan karena agama Hindu itu kurang sempurna atau palsu, tetapi karena Kristus yang ada di dalam agama Kristen. Orang Hindu yang beralih kepada agama Kristen bukanlah beralih dari agama palsu kepada agama yang benar. Orang Hindu menjadi Kristen karena Allah memilih mereka dan panggilan Allah kepada mereka didengar dan ditaati. Dengan demikian bagi Chakkarai, agama Hindu tetap berlaku sebagai agama yang benar.
Dalam bukunya, "Jesus the Avatar" (Yesus, Awatar), Chakkarai menguraikan pandangannya mengenai oknum Yesus Kristus. Menurutnya Yesus Kristus adalah satu-satunya Awatara yang benar dan hanya Dia. Yesus sungguh-sungguh seorang manusia, tetapi manusia yang unik. Keunikan-Nya terletak pada kehidupan doa-Nya dan ketidakberdosaan-Nya. Kehidupan doa-Nya melebihi nabi-nabi dan resi-resi serta para yogi di India.
Namun, Yesus Kristus juga adalah sungguh-sungguh Allah. Keilahian Yesus memiliki keunikannya pula, yaitu terletak pada kebangkitan-Nya dari antara orang mati dan berdiamnya Yesus Kristus yang bangkit itu dalam hati orang percaya.
Teologi Chakkarai bersifat kristosentris. Kristus adalah suatu perkara yang sangat hakiki dalam kekristenan. Agama Kristen tidak bisa dipikirkan tanpa Kristus.
Dalam bukunya, "The Cross and India Thought", Chakkarai menguraikan tentang arti salib dalam penebusan dosa. Di bawah bayangan salib, dosa manusia makin kelam dan bahkan dosa makin nampak lebih mengerikan. Perenungan akan salib akan menghasilkan perasaan penyesalan yang dalam dan menyebabkan mengalirnya air mata pertobatan. Untuk mengungkapkan arti dosa, Chakkarai memakai kata "maya" dan "sat asat".
Chakkarai memiliki sikap yang sangat positif terhadap agama Hindu sehingga daya kritisnya hilang. Perlu dicamkan dengan sungguh-sungguh bahwa Yesus Kristus hanya dapat dimengerti secara tepat dengan tidak membuang Perjanjian Lama. Perjanjian Lama menubuatkan kedatangan Mesias, yaitu Yesus Kristus. Perjanjian Baru hanya dapat dipahami secara tepat dengan memakai Perjanjian Lama.
Sumber - http://biokristi.sabda.org/vengal_chakkarai
Kemudian ia bertobat menjadi Kristen. Chakkarai tidak pernah menduduki suatu jabatan apa pun dalam gereja. Ia tetap sebagai seorang awam, tetapi memunyai pengetahuan yang luas dalam teologi, sama seperti Bapa Gereja Tertulianus di Afrika Utara. Sama seperti Tertulianus pula, Chakkarai adalah seorang ahli hukum. Untuk menambah pengetahuan teologinya, ia belajar di Christian College, Madras, di bawah bimbingan Dr. W. Miller.
Chakkarai meninggalkan bidang hukumnya dan bekerja sebagai redaktur sebuah majalah yang bernama "The Christian Patriot" (Pahlawan Kristen). Lewat majalah ini, ia menuangkan pandangan-pandangan teologianya. Tulisan-tulisannya kemudian dibukukan dan terbit dengan judul "Jesus the Avatar" (Yesus, Awatara), 1930 dan "The Cross and Indian Thought" (Salib dan Pikiran-Pikiran India), 1932.
Sama seperti Appasamy, Chakkarai memunyai semangat untuk meng-India-kan kekristenan. Ia berusaha untuk memikirkan kekristenan dalam konsep-konsep India. Ia yakin bahwa Allah telah berbicara dengan berbagai macam cara pada waktu yang berbeda-beda melalui nabi-nabinya, resi-resi kepada manusia. Allah telah menyatakan kehendak-Nya yang kudus kepada manusia di sini sedikit dan di sana sedikit. Allah tidak pernah membiarkan diri-Nya tanpa seorang saksi yang menyampaikan kehendak-Nya kepada manusia. Di India terdapat suatu garis kesadaran nabiah sejak zaman Reg Weda hingga zaman Kabir, Nahak, Chaitanya, dan Keshub Chander Sen. Mereka itu diutus oleh Allah kepada orang India untuk menyatakan kehendak Allah.
Selanjutnya Chakkarai menarik kesimpulan bahwa agama Hindu merupakan bentuk latar belakang bagi agama Kristen di India. Jikalau bagi orang Israel, Yudaisme (Perjanjian Lama) merupakan latar belakang untuk agama Kristen, maka demikianlah juga agama Hindu bagi orang India. Dengan demikian, Perjanjian Lama tidak memunyai arti bagi orang Kristen India. Bagi orang Kristen India, kedudukan Perjanjian Lama diganti oleh agama Hindu. Jika kita mau mengerti dengan tepat akan Yesus Kristus, haruslah menjelaskannya melalui agama Hindu dan Perjanjian Baru saja. Agama Kristen dipandangnya sebagai pemenuhan dari agama Hindu. Agama Hindu dipandang sebagai suatu "preparatio evangelica".
Kemudian Chakkarai mengutarakan pendapatnya bahwa sekalipun agama Kristen merupakan pemenuhan agama Hindu, namun tidaklah berarti bahwa agama Hindu kurang sempurna, rendah, dan palsu. Agama Hindu sendiri dapat menjawab permasalahan-permasalahan orang India dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang India. Jikalau demikian, apa sebabnya Injil diberitakan lagi kepada orang Hindu? Jawaban Chakkarai ialah, kita memberitakan Injil dan menobatkan orang Hindu kepada agama Kristen bukan karena agama Hindu itu kurang sempurna atau palsu, tetapi karena Kristus yang ada di dalam agama Kristen. Orang Hindu yang beralih kepada agama Kristen bukanlah beralih dari agama palsu kepada agama yang benar. Orang Hindu menjadi Kristen karena Allah memilih mereka dan panggilan Allah kepada mereka didengar dan ditaati. Dengan demikian bagi Chakkarai, agama Hindu tetap berlaku sebagai agama yang benar.
Dalam bukunya, "Jesus the Avatar" (Yesus, Awatar), Chakkarai menguraikan pandangannya mengenai oknum Yesus Kristus. Menurutnya Yesus Kristus adalah satu-satunya Awatara yang benar dan hanya Dia. Yesus sungguh-sungguh seorang manusia, tetapi manusia yang unik. Keunikan-Nya terletak pada kehidupan doa-Nya dan ketidakberdosaan-Nya. Kehidupan doa-Nya melebihi nabi-nabi dan resi-resi serta para yogi di India.
Namun, Yesus Kristus juga adalah sungguh-sungguh Allah. Keilahian Yesus memiliki keunikannya pula, yaitu terletak pada kebangkitan-Nya dari antara orang mati dan berdiamnya Yesus Kristus yang bangkit itu dalam hati orang percaya.
Teologi Chakkarai bersifat kristosentris. Kristus adalah suatu perkara yang sangat hakiki dalam kekristenan. Agama Kristen tidak bisa dipikirkan tanpa Kristus.
Dalam bukunya, "The Cross and India Thought", Chakkarai menguraikan tentang arti salib dalam penebusan dosa. Di bawah bayangan salib, dosa manusia makin kelam dan bahkan dosa makin nampak lebih mengerikan. Perenungan akan salib akan menghasilkan perasaan penyesalan yang dalam dan menyebabkan mengalirnya air mata pertobatan. Untuk mengungkapkan arti dosa, Chakkarai memakai kata "maya" dan "sat asat".
Chakkarai memiliki sikap yang sangat positif terhadap agama Hindu sehingga daya kritisnya hilang. Perlu dicamkan dengan sungguh-sungguh bahwa Yesus Kristus hanya dapat dimengerti secara tepat dengan tidak membuang Perjanjian Lama. Perjanjian Lama menubuatkan kedatangan Mesias, yaitu Yesus Kristus. Perjanjian Baru hanya dapat dipahami secara tepat dengan memakai Perjanjian Lama.
Sumber - http://biokristi.sabda.org/vengal_chakkarai
Sadhu Sundar Singh: Rasul dengan Kaki Berdarah
Sundar Singh lahir pada tahun 1889 dan berasal dari bangsa Sikh di negara bagian Patiala,India Utara. Bangsa Sikh yang menolak ajaran agama Hindu dan agama Islam, telah menjadi agama yang menonjol pada abad keenam belas dengan ajaran agama mereka sendiri.
Sewaktu kecil, Ibu Sundar Singh sering membawanya belajar ke seorang sadhu atau seorang petapa suci, namun ibunya juga pernah membawanya ke sekolah misi Kristen di mana dia bisa belajar bahasa Inggris. Saat dia berusia 14 tahun, ibunya meninggal dan sempat membuat dia putus asa. Ia menyerang para utusan Injil, menganiaya para petobat baru, dan mengejek iman mereka. Sebagai wujud dari perlawanan kepada orang Kristen, dia membakar Alkitab di depan kawan-kawannya. Pada malam yang sama, Sundar Singh memutuskan bunuh diri di atas rel kereta api.
DIRACUN
Akan tetapi, sebelum subuh tiba, ia membangunkan ayahnya dan menyatakan bahwa ia telah melihat Yesus Kristus dalam suatu visi dan mendengar suara-Nya. Sejak saat itu ia menyatakan akan mengikut Kristus ke mana pun juga. Masih berusia belum lima belas tahun, ia sudah menyerahkan hidupnya kepada Kristus dan selama dua puluh lima tahun ia bersaksi untuk Tuhannya dengan penuh keberanian. Namun proses pemuridan remaja ini langsung mengalami ujian ketika ayahnya meminta serta menuntutnya untuk melepaskan "pertobatannya" yang absurd ini. Ketika ia menolak, Sher Singh memberikan pesta perpisahan kepada anak laki-lakinya, kemudian menolak dan mengusirnya dari keluarganya. Beberapa jam sesudah itu, Sundar menyadari bahwa makanan yang baru disantapnya telah dibubuhi racun dan hidupnya diselamatkan berkat pertolongan sebuah masyarakat Kristen yang tinggal di dekatnya.
Pada ulang tahunnya yang keenam belas ia dibaptis di depan umum sebagai seorang Kristen di halaman gereja di Simla, sebuah kota yang terletak jauh di kaki pegunungan Himalaya.
Untuk beberapa waktu lamanya ia berdiam di rumah perawatan penderita kusta di Sabathu, tak jauh dari Simla, sambil melayani pasien penyakit kusta. Tempat itu tetap menjadi tempat yang disenanginya dan ia selalu kembali ke sana semenjak ia dibaptis. Di bulan Oktober 1906, ia mulai mengadakan perjalanan, tetapi dengan suatu cara yang berbeda.
Ia berjalan dengan perawakan seorang remaja yang tinggi, tampan, tegap, sambil mengenakan jubah berwarna kuning dan turban. Setiap orang memandangnya sementara ia berjalan. Jubah kuning itu merupakan pakaian seragam seorang sadhu Hindu yang secara tradisional merupakan seorang petapa yang mengabdikan hidupnya kepada para dewa, yang berjalan sambil meminta sedekah di jalan atau duduk, tak bersuara, menjauh dan sering berpakaian kotor, sambil bermeditasi di hutan atau tempat terpencil. Sundar Singh yang masih muda telah memilih cara seorang sadhu, tetapi ia seorang sadhu yang berbeda.
"Saya tidak layak mengikuti langkah Tuhan saya," katanya, "tetapi, seperti Dia, saya tidak menginginkan rumah, harta. Seperti Dia, saya akan hidup di jalanan, sambil berbagi kehidupan dengan rakyat saya, makan dengan mereka yang memberi tumpangan, dan menceritakan kepada setiap orang tentang kasih Allah."
KAKI YANG BERDARAH
Saat kembali ke kampungnya, dia mendapat sambutan yang hangat. Di usia enam belas tahun, tubuhnya sudah tidak kuat. Sadhu pergi ke utara melalui Punjab, melewati Bannibal Pass dan masuk ke Kashmir dan kemudian kembali melalui Afganistan dan ke daerah utara barat dan Balukhistan. Tubuhnya yang kurus dan jubah kuningnya hampir tak dapat melindunginya dari dinginnya salju dan kakinya luka-luka karena medan yang sulit dan berat.
Dalam waktu singkat, sebuah masyarakat Kristen di utara menyebutnya sebagai "rasul dengan kaki berdarah". Ia pernah dirajam, dipenjara, dikunjungi oleh seorang gembala yang berbicara dengan keintiman yang aneh tentang Yesus dan ditinggalkan di luar gubuknya dengan ditemani seekor ular cobra. Pergumulan dengan kekuatan mistik, aniaya, dan sambutan hangat, merupakan sebagian dari pengalaman hidupnya di masa mendatang.
Dari desa-desa di bukit Simla, terlihat dari kejauhan jajaran yang panjang dari pegunungan Himalaya yang ditutupi salju abadi dan puncak Nanga Perbat yang kemerah-merahan. Di balik itu terletak Tibet, daerah agama Budha yang tertutup dan sejak lama sulit ditembus para utusan Injil dengan kabar Injil. Sejak ia dibaptiskan, Tibet telah menarik perhatian Sundar dan pada tahun 1908, pada usia sembilan belas tahun, ia menyeberangi garis depan Tibet untuk pertama kalinya. Setiap orang asing yang memasuki daerah tertutup yang fanatik ini, yang didominasi oleh agama Budha dan penyembah setan, menghadapi risiko teror dan kematian. Singh mengambil risiko tersebut dengan mata dan hati yang terbuka lebar. Keadaan rakyat di sana mengejutkannya. Rumah yang hampir tanpa lubang udara dan rakyatnya sangat miskin. Ia sendiri dirajam ketika ia sedang mandi karena mereka percaya bahwa "orang suci tidak pernah mandi". Makanan sulit diperoleh dan ia bisa bertahan hidup dengan menyantap biji gandum yang dipanggang. Di mana-mana terjadi kekerasan dan ini baru "Tibet sebelah bawah" dan daerah perbatasan. Sundar kembali ke Sabathu dan bertekad untuk kembali lagi tahun depan.
SECANGKIR AIR
Kemudian, dia mengunjungi Palestina untuk mengingat kembali beberapa kejadian dalam kehidupan Yesus. Pada tahun 1908 ia pergi ke Bombay, sambil berharap untuk menaiki kapal laut yang menyenangkan. Tetapi ia dikecewakan karena pemerintah menolak memberi izin dan ia harus kembali ke utara. Justru pada perjalanan kembali ini ia tiba-tiba menyadari dilema dasar yang dihadapi utusan Injil di India.
Seorang brahmana jatuh pingsan di sebuah kereta yang panas dan penuh sesak dan pada stasiun berikutnya, seorang kepala stasiun berkebangsaan Inggris-India datang sambil membawa secangkir air dari kamar tunggu. Brahmana itu (kasta tertinggi dalam agama Hindu) menolaknya mentah-mentah. Ia membutuhkan air, tetapi ia hanya dapat meminumnya dari cangkirnya sendiri. Ketika cangkirnya diisi air dan ia meminumnya, nyawanya selamat. Dengan cara yang sama, Sundar Singh menyadari, India tidak akan menerima Injil Yesus Kristus yang disebarkan dengan gaya Barat secara luas. Itulah sebabnya ia kini menyadari bahwa banyak pendengar memberi respons kepadanya dalam jubah seorang sadhu.
Pada tahun 1909 ia dibujuk untuk mulai mengikuti latihan bagi pelayanan Kristen di Sekolah Tinggi Anglikan di Lahore. Sejak awal ia mendapati dirinya tersiksa oleh perlakuan sesama siswa karena berpenampilan "berbeda" dan juga karena bersikap terlalu yakin. Tahapan ini berakhir ketika pemimpin siswa mendengar Singh mendoakannya dengan ucapan yang penuh kasih. Tetapi ketegangan lain tetap hadir. Sebagian besar dari pelajaran di sekolah kelihatannya tidak relevan dengan berita Injil yang dibutuhkan India, dan kemudian, sementara pelajaran hampir berakhir, kepala sekolah menyatakan bahwa ia harus melepaskan jubah sadhunya dan mengenakan pakaian yang "sopan" yang biasa dipakai pendeta Anglikan di Eropa; menggunakan tata ibadah Anglikan yang formal; menyanyikan lagu rohani dalam bahasa Inggris; dan tidak pernah berkhotbah ke luar tanpa izin khusus. Ia bertanya, Tidak boleh pergi lagi ke Tibet? Bagi Sundar, hal itu merupakan penolakan terhadap panggilan Allah dan belum pernah terpikirkan sebelumnya.
Dengan perasaan sedih yang mendalam, ia meninggalkan Sekolah Alkitab, masih berpakaian jubah kuningnya, dan pada tahun 1912 mulai perjalanan tahunannya ke Tibet sementara salju mulai mencair di Pegunungan Himalaya.
KISAH-KISAH YANG LUAR BIASA
Kisah-kisah dari pengalamannya sangat mengherankan dan luar biasa. Memang ada yang yang bersikeras mengatakan bahwa kisah-kisah itu bernada mistis dan bukan kisah nyata. Pada tahun 1912, ia kembali dan menceritakan bahwa ia telah bertemu dengan sorang petapa Kristen yang berusia tiga ratus tahun di sebuah gua di pegunungan-Maharishi dari Kailas -- yang bersekutu selama tiga minggu bersamanya. Kisah lain lebih masuk akal, tetapi ada juga yang lebih mengerikan. Tubuhnya pernah diikat dengan kulit yak (sebangsa kerbau di Tibet) yang masih basah dan dijemur sampai mati, tubuhnya pernah diikatkan pada sebuah jubah yang penuh dengan lintah dan kalajengking supaya menghisap darahnya, tubuhnya pernah diikat pada sebuah pohon sebagai umpan untuk binatang buas. Namun dalam semua kejadian ini, ia telah diselamatkan oleh "Sunnyasi Mission" - pengikut rahasia Yesus yang memakai ciri orang Hindu, yang menurutnya ada di seluruh India.
Apakah ia berhasil memenangkan banyak jiwa dalam perjalanannya yang berbahaya ke Tibet tak seorang pun yang tahu dengan pasti. Bagi orang Tibet, agama satu-satunya hanyalah Budha atau tidak sama sekali. Memberitakan kabar tentang Yesus sama dengan bunuh diri. Tetapi keberanian Sadhu dalam berkhotbah bukanlah tidak menghasilkan sesuatu.
BERGUMUL DENGAN IBLIS
Sementara Sundar memasuki usia dua puluh tahun, pelayannya menjadi semakin luas, dan lama sebelum ia memasuki usia tiga puluh tahun, nama dan gambarnya sudah dikenal oleh dunia Kristen di seluruh dunia. Ia menjelaskan bahwa mempertahankan sebuah visi sama dengan bergumul dengan Iblis, tetapi sebenarnya pendekatannya manusiawi, sederhana, dan rendah hati, selain senang bergurau dan mencintai alam.
Semua sifat ini ditambah dengan ilustrasi sederhana yang diambilnya dari kehidupan sehari-hari, membuat pesan yang disampaikannya memberikan dampak kuat. Banyak orang berkata, "Ia bukan hanya serupa seperti Yesus, tetapi juga berbicara seperti Yesus." Namun semua pembicaraan dan khotbahnya memancar dari saat teduh yang mendalam setiap pagi dini hari, terutama tentang kitab-kitab Injil.
Pada tahun 1918 ia mengadakan perjalanan jauh sampai ke India Selatan dan Ceylon, dan tahun berikutnya ia diundang mengunjungi Myanmar, Malaysia, Tiongkok, dan Jepang. Beberapa kisah dari perjalanannya sama anehnya seperti perjalannnya ke Tibet. Ia memiliki kuasa mengatasi binatang liar, seperti macan tutul yang akan menerkamnya ketika ia sedang berdoa dan kemudian ia membungkukkan tubuhnya dan mengusap-usap kepalanya. Ia memiliki kuasa mengalahkan kejahatan, seperti ahli sihir yang mencoba menghipnotisnya di kereta api dan menjelek-jelekkan Alkitab yang ada dalam saku bajunya. Ia memiliki kuasa mengusir penyakit, walaupun ia tak mau membanggakan karunia penyembuhannya.
Sudah cukup lama Sundhar ingin mengunjungi Inggris dan kesempatan tersebut tiba ketika ayahnya yang sudah lanjut, Sher Singh, datang mengatakan kepadanya bahwa ia juga telah menjadi Kristen dan ingin memberinya uang untuk ongkos perjalanannya ke Inggris. Ia mengunjungi negara Barat dua kali, mengadakan perjalanan ke Inggris, Amerika Serikat, dan Australia pada tahun 1920, dan sekali lagi ke Eropa pada tahun 1922.
Ia disambut oleh orang-orang Kristen dengan berbagai latar belakang dan tradisi dan perkataannya menyelidik hati mereka yang saat itu sedang menghadapi pasca Perang Dunia I dan kelihatannya memiliki sikap yang dangkal terhadap hidup. Sundhar terkejut melihat bahaya materialisme, kekosongan hidup, sikap tak beragama yang ditemukannya di mana-mana, jauh berbeda dengan kesadaran orang Asia terhadap kehadiran Allah, betapa pun terbatasnya hidup mereka. Setelah kembali ke India ia melanjutkan pelayannya, walaupun ia sadar bahwa tubuhnya semakin lemah.
KRISTUS DI JALANAN INDIA
Karunianya, daya tarik pribadinya, hubungan pribadinya dengan Kristus sementara ia menyajikan Injil kepada rakyat India mungkin telah memberikan Sundar Singh suatu posisi kepemimpinan yang unik dalam gereja India. Tetapi sampai akhir hidupnya ia tetap menjadi seseorang yang tidak mencari keuntungan bagi dirinya, tetapi hanya kesempatan untuk menawarkan Kristus kepada setiap orang. Ia tidak masuk dalam denominasi apa pun dan tidak mencoba untuk memulai suatu aliran sendiri, walaupun ia bersekutu dengan bermacam-macam orang Kristen. Ia hidup untuk memperkenalkan Kristus di jalan-jalan di India.
Pada tahun 1923 Sundar Singh melakukan perjalanan musim panasnya yang terakhir ke Tibet dan ketika kembali ia sangat lelah. Perjalanan khotbahnya ke mana-mana tempat jelas sudah berakhir dan pada tahun-tahun berikutnya, di rumahnya sendiri atau di rumah teman-temannya di bukit Simla ia menghabiskan waktunya untuk merenung, bersekutu, dan menulis.
Pada tahun 1929, walaupun ditentang oleh teman-temannya, Sundar bertekad untuk melakukan perjalanan terakhir ke Tibet. Pada bulan April ia sampai di Kalka, sebuah kota kecil di bawah Simla, seseorang yang menjadi tua sebelum waktunya dalam jubah kuning ada di antara para peziarah dan orang suci yang memulai perjalanan mereka menuju salah satu tempat suci orang Hindu beberapa mil dari tempat itu. Ke mana ia pergi sejak saat itu tak diketahui orang. Apakah ia jatuh dari jalan setapak, mati kelelahan, atau berhasil melewati gunung-gunung, tetap menjadi suatu misteri. Itulah penampilan Sundar Singh yang terakhir kalinya.
Tetapi ingatan tentang dirinya tetap dikenang dan ia tetap menjadi salah satu tokoh yang paling hebat dan kuat dalam perkembangan dan sejarah gereja Kristus di India.
Sumber: John Woodbridge, ed., 'More Than Conquerors: Portraits of Believer from All Walks of Life', (Chicago: Moody Press, 1992).
Sumber - http://biokristi.sabda.org/sadhu_sundar_singh_rasul_dengan_kaki_berdarah
Sewaktu kecil, Ibu Sundar Singh sering membawanya belajar ke seorang sadhu atau seorang petapa suci, namun ibunya juga pernah membawanya ke sekolah misi Kristen di mana dia bisa belajar bahasa Inggris. Saat dia berusia 14 tahun, ibunya meninggal dan sempat membuat dia putus asa. Ia menyerang para utusan Injil, menganiaya para petobat baru, dan mengejek iman mereka. Sebagai wujud dari perlawanan kepada orang Kristen, dia membakar Alkitab di depan kawan-kawannya. Pada malam yang sama, Sundar Singh memutuskan bunuh diri di atas rel kereta api.
DIRACUN
Akan tetapi, sebelum subuh tiba, ia membangunkan ayahnya dan menyatakan bahwa ia telah melihat Yesus Kristus dalam suatu visi dan mendengar suara-Nya. Sejak saat itu ia menyatakan akan mengikut Kristus ke mana pun juga. Masih berusia belum lima belas tahun, ia sudah menyerahkan hidupnya kepada Kristus dan selama dua puluh lima tahun ia bersaksi untuk Tuhannya dengan penuh keberanian. Namun proses pemuridan remaja ini langsung mengalami ujian ketika ayahnya meminta serta menuntutnya untuk melepaskan "pertobatannya" yang absurd ini. Ketika ia menolak, Sher Singh memberikan pesta perpisahan kepada anak laki-lakinya, kemudian menolak dan mengusirnya dari keluarganya. Beberapa jam sesudah itu, Sundar menyadari bahwa makanan yang baru disantapnya telah dibubuhi racun dan hidupnya diselamatkan berkat pertolongan sebuah masyarakat Kristen yang tinggal di dekatnya.
Pada ulang tahunnya yang keenam belas ia dibaptis di depan umum sebagai seorang Kristen di halaman gereja di Simla, sebuah kota yang terletak jauh di kaki pegunungan Himalaya.
Untuk beberapa waktu lamanya ia berdiam di rumah perawatan penderita kusta di Sabathu, tak jauh dari Simla, sambil melayani pasien penyakit kusta. Tempat itu tetap menjadi tempat yang disenanginya dan ia selalu kembali ke sana semenjak ia dibaptis. Di bulan Oktober 1906, ia mulai mengadakan perjalanan, tetapi dengan suatu cara yang berbeda.
Ia berjalan dengan perawakan seorang remaja yang tinggi, tampan, tegap, sambil mengenakan jubah berwarna kuning dan turban. Setiap orang memandangnya sementara ia berjalan. Jubah kuning itu merupakan pakaian seragam seorang sadhu Hindu yang secara tradisional merupakan seorang petapa yang mengabdikan hidupnya kepada para dewa, yang berjalan sambil meminta sedekah di jalan atau duduk, tak bersuara, menjauh dan sering berpakaian kotor, sambil bermeditasi di hutan atau tempat terpencil. Sundar Singh yang masih muda telah memilih cara seorang sadhu, tetapi ia seorang sadhu yang berbeda.
"Saya tidak layak mengikuti langkah Tuhan saya," katanya, "tetapi, seperti Dia, saya tidak menginginkan rumah, harta. Seperti Dia, saya akan hidup di jalanan, sambil berbagi kehidupan dengan rakyat saya, makan dengan mereka yang memberi tumpangan, dan menceritakan kepada setiap orang tentang kasih Allah."
KAKI YANG BERDARAH
Saat kembali ke kampungnya, dia mendapat sambutan yang hangat. Di usia enam belas tahun, tubuhnya sudah tidak kuat. Sadhu pergi ke utara melalui Punjab, melewati Bannibal Pass dan masuk ke Kashmir dan kemudian kembali melalui Afganistan dan ke daerah utara barat dan Balukhistan. Tubuhnya yang kurus dan jubah kuningnya hampir tak dapat melindunginya dari dinginnya salju dan kakinya luka-luka karena medan yang sulit dan berat.
Dalam waktu singkat, sebuah masyarakat Kristen di utara menyebutnya sebagai "rasul dengan kaki berdarah". Ia pernah dirajam, dipenjara, dikunjungi oleh seorang gembala yang berbicara dengan keintiman yang aneh tentang Yesus dan ditinggalkan di luar gubuknya dengan ditemani seekor ular cobra. Pergumulan dengan kekuatan mistik, aniaya, dan sambutan hangat, merupakan sebagian dari pengalaman hidupnya di masa mendatang.
Dari desa-desa di bukit Simla, terlihat dari kejauhan jajaran yang panjang dari pegunungan Himalaya yang ditutupi salju abadi dan puncak Nanga Perbat yang kemerah-merahan. Di balik itu terletak Tibet, daerah agama Budha yang tertutup dan sejak lama sulit ditembus para utusan Injil dengan kabar Injil. Sejak ia dibaptiskan, Tibet telah menarik perhatian Sundar dan pada tahun 1908, pada usia sembilan belas tahun, ia menyeberangi garis depan Tibet untuk pertama kalinya. Setiap orang asing yang memasuki daerah tertutup yang fanatik ini, yang didominasi oleh agama Budha dan penyembah setan, menghadapi risiko teror dan kematian. Singh mengambil risiko tersebut dengan mata dan hati yang terbuka lebar. Keadaan rakyat di sana mengejutkannya. Rumah yang hampir tanpa lubang udara dan rakyatnya sangat miskin. Ia sendiri dirajam ketika ia sedang mandi karena mereka percaya bahwa "orang suci tidak pernah mandi". Makanan sulit diperoleh dan ia bisa bertahan hidup dengan menyantap biji gandum yang dipanggang. Di mana-mana terjadi kekerasan dan ini baru "Tibet sebelah bawah" dan daerah perbatasan. Sundar kembali ke Sabathu dan bertekad untuk kembali lagi tahun depan.
SECANGKIR AIR
Kemudian, dia mengunjungi Palestina untuk mengingat kembali beberapa kejadian dalam kehidupan Yesus. Pada tahun 1908 ia pergi ke Bombay, sambil berharap untuk menaiki kapal laut yang menyenangkan. Tetapi ia dikecewakan karena pemerintah menolak memberi izin dan ia harus kembali ke utara. Justru pada perjalanan kembali ini ia tiba-tiba menyadari dilema dasar yang dihadapi utusan Injil di India.
Seorang brahmana jatuh pingsan di sebuah kereta yang panas dan penuh sesak dan pada stasiun berikutnya, seorang kepala stasiun berkebangsaan Inggris-India datang sambil membawa secangkir air dari kamar tunggu. Brahmana itu (kasta tertinggi dalam agama Hindu) menolaknya mentah-mentah. Ia membutuhkan air, tetapi ia hanya dapat meminumnya dari cangkirnya sendiri. Ketika cangkirnya diisi air dan ia meminumnya, nyawanya selamat. Dengan cara yang sama, Sundar Singh menyadari, India tidak akan menerima Injil Yesus Kristus yang disebarkan dengan gaya Barat secara luas. Itulah sebabnya ia kini menyadari bahwa banyak pendengar memberi respons kepadanya dalam jubah seorang sadhu.
Pada tahun 1909 ia dibujuk untuk mulai mengikuti latihan bagi pelayanan Kristen di Sekolah Tinggi Anglikan di Lahore. Sejak awal ia mendapati dirinya tersiksa oleh perlakuan sesama siswa karena berpenampilan "berbeda" dan juga karena bersikap terlalu yakin. Tahapan ini berakhir ketika pemimpin siswa mendengar Singh mendoakannya dengan ucapan yang penuh kasih. Tetapi ketegangan lain tetap hadir. Sebagian besar dari pelajaran di sekolah kelihatannya tidak relevan dengan berita Injil yang dibutuhkan India, dan kemudian, sementara pelajaran hampir berakhir, kepala sekolah menyatakan bahwa ia harus melepaskan jubah sadhunya dan mengenakan pakaian yang "sopan" yang biasa dipakai pendeta Anglikan di Eropa; menggunakan tata ibadah Anglikan yang formal; menyanyikan lagu rohani dalam bahasa Inggris; dan tidak pernah berkhotbah ke luar tanpa izin khusus. Ia bertanya, Tidak boleh pergi lagi ke Tibet? Bagi Sundar, hal itu merupakan penolakan terhadap panggilan Allah dan belum pernah terpikirkan sebelumnya.
Dengan perasaan sedih yang mendalam, ia meninggalkan Sekolah Alkitab, masih berpakaian jubah kuningnya, dan pada tahun 1912 mulai perjalanan tahunannya ke Tibet sementara salju mulai mencair di Pegunungan Himalaya.
KISAH-KISAH YANG LUAR BIASA
Kisah-kisah dari pengalamannya sangat mengherankan dan luar biasa. Memang ada yang yang bersikeras mengatakan bahwa kisah-kisah itu bernada mistis dan bukan kisah nyata. Pada tahun 1912, ia kembali dan menceritakan bahwa ia telah bertemu dengan sorang petapa Kristen yang berusia tiga ratus tahun di sebuah gua di pegunungan-Maharishi dari Kailas -- yang bersekutu selama tiga minggu bersamanya. Kisah lain lebih masuk akal, tetapi ada juga yang lebih mengerikan. Tubuhnya pernah diikat dengan kulit yak (sebangsa kerbau di Tibet) yang masih basah dan dijemur sampai mati, tubuhnya pernah diikatkan pada sebuah jubah yang penuh dengan lintah dan kalajengking supaya menghisap darahnya, tubuhnya pernah diikat pada sebuah pohon sebagai umpan untuk binatang buas. Namun dalam semua kejadian ini, ia telah diselamatkan oleh "Sunnyasi Mission" - pengikut rahasia Yesus yang memakai ciri orang Hindu, yang menurutnya ada di seluruh India.
Apakah ia berhasil memenangkan banyak jiwa dalam perjalanannya yang berbahaya ke Tibet tak seorang pun yang tahu dengan pasti. Bagi orang Tibet, agama satu-satunya hanyalah Budha atau tidak sama sekali. Memberitakan kabar tentang Yesus sama dengan bunuh diri. Tetapi keberanian Sadhu dalam berkhotbah bukanlah tidak menghasilkan sesuatu.
BERGUMUL DENGAN IBLIS
Sementara Sundar memasuki usia dua puluh tahun, pelayannya menjadi semakin luas, dan lama sebelum ia memasuki usia tiga puluh tahun, nama dan gambarnya sudah dikenal oleh dunia Kristen di seluruh dunia. Ia menjelaskan bahwa mempertahankan sebuah visi sama dengan bergumul dengan Iblis, tetapi sebenarnya pendekatannya manusiawi, sederhana, dan rendah hati, selain senang bergurau dan mencintai alam.
Semua sifat ini ditambah dengan ilustrasi sederhana yang diambilnya dari kehidupan sehari-hari, membuat pesan yang disampaikannya memberikan dampak kuat. Banyak orang berkata, "Ia bukan hanya serupa seperti Yesus, tetapi juga berbicara seperti Yesus." Namun semua pembicaraan dan khotbahnya memancar dari saat teduh yang mendalam setiap pagi dini hari, terutama tentang kitab-kitab Injil.
Pada tahun 1918 ia mengadakan perjalanan jauh sampai ke India Selatan dan Ceylon, dan tahun berikutnya ia diundang mengunjungi Myanmar, Malaysia, Tiongkok, dan Jepang. Beberapa kisah dari perjalanannya sama anehnya seperti perjalannnya ke Tibet. Ia memiliki kuasa mengatasi binatang liar, seperti macan tutul yang akan menerkamnya ketika ia sedang berdoa dan kemudian ia membungkukkan tubuhnya dan mengusap-usap kepalanya. Ia memiliki kuasa mengalahkan kejahatan, seperti ahli sihir yang mencoba menghipnotisnya di kereta api dan menjelek-jelekkan Alkitab yang ada dalam saku bajunya. Ia memiliki kuasa mengusir penyakit, walaupun ia tak mau membanggakan karunia penyembuhannya.
Sudah cukup lama Sundhar ingin mengunjungi Inggris dan kesempatan tersebut tiba ketika ayahnya yang sudah lanjut, Sher Singh, datang mengatakan kepadanya bahwa ia juga telah menjadi Kristen dan ingin memberinya uang untuk ongkos perjalanannya ke Inggris. Ia mengunjungi negara Barat dua kali, mengadakan perjalanan ke Inggris, Amerika Serikat, dan Australia pada tahun 1920, dan sekali lagi ke Eropa pada tahun 1922.
Ia disambut oleh orang-orang Kristen dengan berbagai latar belakang dan tradisi dan perkataannya menyelidik hati mereka yang saat itu sedang menghadapi pasca Perang Dunia I dan kelihatannya memiliki sikap yang dangkal terhadap hidup. Sundhar terkejut melihat bahaya materialisme, kekosongan hidup, sikap tak beragama yang ditemukannya di mana-mana, jauh berbeda dengan kesadaran orang Asia terhadap kehadiran Allah, betapa pun terbatasnya hidup mereka. Setelah kembali ke India ia melanjutkan pelayannya, walaupun ia sadar bahwa tubuhnya semakin lemah.
KRISTUS DI JALANAN INDIA
Karunianya, daya tarik pribadinya, hubungan pribadinya dengan Kristus sementara ia menyajikan Injil kepada rakyat India mungkin telah memberikan Sundar Singh suatu posisi kepemimpinan yang unik dalam gereja India. Tetapi sampai akhir hidupnya ia tetap menjadi seseorang yang tidak mencari keuntungan bagi dirinya, tetapi hanya kesempatan untuk menawarkan Kristus kepada setiap orang. Ia tidak masuk dalam denominasi apa pun dan tidak mencoba untuk memulai suatu aliran sendiri, walaupun ia bersekutu dengan bermacam-macam orang Kristen. Ia hidup untuk memperkenalkan Kristus di jalan-jalan di India.
Pada tahun 1923 Sundar Singh melakukan perjalanan musim panasnya yang terakhir ke Tibet dan ketika kembali ia sangat lelah. Perjalanan khotbahnya ke mana-mana tempat jelas sudah berakhir dan pada tahun-tahun berikutnya, di rumahnya sendiri atau di rumah teman-temannya di bukit Simla ia menghabiskan waktunya untuk merenung, bersekutu, dan menulis.
Pada tahun 1929, walaupun ditentang oleh teman-temannya, Sundar bertekad untuk melakukan perjalanan terakhir ke Tibet. Pada bulan April ia sampai di Kalka, sebuah kota kecil di bawah Simla, seseorang yang menjadi tua sebelum waktunya dalam jubah kuning ada di antara para peziarah dan orang suci yang memulai perjalanan mereka menuju salah satu tempat suci orang Hindu beberapa mil dari tempat itu. Ke mana ia pergi sejak saat itu tak diketahui orang. Apakah ia jatuh dari jalan setapak, mati kelelahan, atau berhasil melewati gunung-gunung, tetap menjadi suatu misteri. Itulah penampilan Sundar Singh yang terakhir kalinya.
Tetapi ingatan tentang dirinya tetap dikenang dan ia tetap menjadi salah satu tokoh yang paling hebat dan kuat dalam perkembangan dan sejarah gereja Kristus di India.
Sumber: John Woodbridge, ed., 'More Than Conquerors: Portraits of Believer from All Walks of Life', (Chicago: Moody Press, 1992).
Sumber - http://biokristi.sabda.org/sadhu_sundar_singh_rasul_dengan_kaki_berdarah
Langganan:
Postingan (Atom)